Kunci Dekripsi dari Brain Cipher Belum Bisa Buka Pusat Data Nasional
Kunci dekripsi dari Brain Cipher belum berhasil membuka data di PDNS 2. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Kunci dekripsi yang dibagikan kelompok hacker Brain Cipher untuk membuka data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 masih belum berhasil digunakan. Meskipun pemerintah telah menerima kunci tersebut, upaya untuk membuka data yang tersandera masih belum membuahkan hasil.
Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan, yang mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (4/7), mengungkapkan bahwa kunci telah diterima dan dicoba, namun belum berhasil membuka data di PDNS 2.
Saat ini, kondisi tersebut belum berubah signifikan. Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengonfirmasi hal ini berdasarkan informasi yang diterimanya.
"Belum bisa buka data di PDNS 2. Kuncinya belum bisa dipakai. Katanya sedang on process terus," ujar Pratama pada Senin (8/7).
Pratama menjelaskan bahwa sejauh ini hanya berhasil mendownload kunci dekripsi, namun belum bisa menggunakannya untuk membuka data yang terkunci di PDNS 2.
"Iya, dikasih download link untuk decryptor-nya. Tapi, sampai sekarang belum bisa dipakai," kata Pratama, Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC.
Dengan masih terkuncinya data di PDNS 2, Pratama mengimbau agar pemerintah terus memperbaiki layanan publik yang terganggu akibat serangan ransomware ini.
"Mendatangi semua tenant, tanya apakah punya backup data di kantor masing-masing. Terus bantu untuk me-live-kan lagi. Sambil segera memperbaiki sistem yang ada, perkuat keamanannya," ucapnya.
Baca Juga: Bukan Hanya Satu, PDNS Ternyata Diserang 2 Ransomware
Harapannya, dengan data-data yang terbatas, langkah-langkah tersebut dapat membantu agar layanan publik bisa online lagi.
"Imigrasi saat ini bisa online lagi, bukan karena data PDNS sudah bisa di-recovery, tapi karena mereka punya backup data di servernya sendiri walaupun tidak lengkap, mereka melakukannya sendiri," pungkas Pratama.
Kunci dekripsi dari Brain Cipher yang diharapkan bisa membuka data PDNS 2 belum mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional.
Sejak serangan ransomware tersebut, berbagai layanan publik mengalami gangguan signifikan. Pemerintah, khususnya Kominfo dan BSSN, terus berupaya memulihkan data dan layanan publik yang terdampak.
Pratama Persadha menekankan pentingnya perbaikan layanan publik yang terganggu serta penguatan sistem keamanan untuk mencegah serangan serupa di masa mendatang.
Dia juga mengingatkan pemerintah untuk mendatangi semua tenant dan menanyakan apakah mereka memiliki backup data di kantor masing-masing serta membantu untuk mengaktifkan kembali layanan mereka.
Dengan demikian, diharapkan layanan publik bisa berfungsi kembali meskipun data di PDNS 2 belum sepenuhnya bisa diakses.
Baca Juga: Elon Musk Rencanakan Ubah Tampilan X