Sebanyak 179 Mayat Dikubur dalam Satu Liang di RS Al-Shifa di Gaza

Belasan ribu rakyat Palestina, termasuk orang dewasa dan anak-anak, telah tewas akibat serangan Israel.

Sebanyak 179 Mayat Dikubur dalam Satu Liang di RS Al-Shifa di Gaza
Sebanyak 179 Mayat Dikubur dalam Satu Liang di RS Al-Shifa di Gaza. Gambar : Ahmed El Mokhallalati/via Reuters

BaperaNews - Perang antara Hamas dan Israel terus berkecamuk, Israel terus melakukan serangan ke wilayah Gaza, tidak hanya merusak infrastruktur tetapi juga mengorbankan nyawa rakyat Palestina.

Dilaporkan bahwa belasan ribu rakyat Palestina, termasuk orang dewasa dan anak-anak, telah tewas akibat serangan Israel.

Rumah sakit, sebagai tempat perlindungan dan pengobatan, turut menjadi sasaran kekejaman. Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, yang dikepung oleh pasukan Israel, melaporkan keadaan darurat.

Staf rumah sakit terpaksa mengubur puluhan pasien di kuburan massal di halaman rumah sakit karena tidak ada listrik lagi di kamar mayat. Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, menyatakan bahwa 179 jenazah, termasuk 7 bayi dan 29 pasien perawatan intensif, telah dikuburkan.

Israel, sementara itu, mengklaim bahwa rumah sakit tersebut terletak di atas kompleks terowongan dan pusat komando Hamas, dan digunakan untuk menyembunyikan pejuang dan senjata.

Meskipun Amerika Serikat menyatakan memiliki informasi terkait penggunaan rumah sakit oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina, tidak ada bukti konkret yang disediakan.

Baca Juga : Miris! Ibu di Gaza Lahirkan Bayi Tanpa Obat Pereda Nyeri

PBB memperkirakan bahwa setidaknya 2.300 orang, terdiri dari pasien, staf, dan warga sipil yang mengungsi, terjebak di dalam rumah sakit dan mungkin tidak dapat melarikan diri di tengah pertempuran.

Kondisi memburuknya rumah sakit di Gaza telah menjadi sumber ketegangan antara Israel dan sekutunya, dengan 22 dari 36 rumah sakit di Gaza tidak berfungsi karena kekurangan bahan bakar generator, kerusakan, dan kurangnya alat medis.

Presiden AS Joe Biden menyatakan harapannya untuk melihat tindakan yang tidak mengganggu di rumah sakit, sementara juru bicara WHO, Margaret Harris, menegaskan bahwa rumah sakit adalah tempat perlindungan yang aman berdasarkan hukum humaniter internasional.

Hamas membantah adanya pejuangnya di dalam rumah sakit dan mengatakan bahwa warga sipil yang terjebak di dalam rumah sakit terus diserang oleh pasukan Israel. 

Harapan besar terhadap konflik Israel-Palestina agar dapat mereda, Indonesia melalui Presiden Jokowi dengan tegas mengutuk kekerasan dan konflik yang terjadi.

Baca Juga : Minta Serangan ke Gaza Dijeda 4 Jam Per Hari, AS: Israel Setuju