Ratusan Siswa SDN Taddan 2 Sampang Kompak Mogok Belajar di Hari Pertama

Ratusan siswa SDN Taddan 2 Sampang mogok belajar sebagai protes terhadap kepala sekolah.

Ratusan Siswa SDN Taddan 2 Sampang Kompak Mogok Belajar di Hari Pertama
Ratusan Siswa SDN Taddan 2 Sampang Kompak Mogok Belajar di Hari Pertama. Gambar: Qomar for jatimnow.com

BaperaNews - Hari pertama masuk sekolah di SDN Taddan 2 Sampang, Jawa Timur, disambut dengan aksi mogok belajar massal yang dilakukan oleh ratusan siswa. Dari total 273 siswa yang terdaftar, tidak ada satu pun yang hadir di sekolah pada hari ini.

Paidi, seorang wali murid, mengonfirmasi bahwa mogok belajar ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kepala sekolah yang dianggap tidak profesional dalam mengelola sekolah.

"Kami sepakat untuk tidak menyekolahkan anak-anak kami sampai kepala sekolah diganti," ujarnya dengan tegas.

Khairul Anam, seorang guru di SDN Taddan 2 Sampang, juga mengonfirmasi bahwa tidak ada satupun siswa yang hadir sesuai dengan jadwal.

"Hingga pukul 09.00 WIB, tidak ada satupun murid yang datang," ungkapnya.

Alasan dari aksi mogok belajar ini belum  jelas, baik untuk siswa lama maupun siswa baru yang sudah terdaftar.

Baca Juga: PPSU Mogok Kerja hingga Lempar Sapu Gegara Dihina Miskin oleh Lurah Ancol

Aksi pelajar mogok sekolah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para orang tua dan masyarakat setempat. Situasi ini menjadi sorotan utama, mengingat pentingnya pendidikan bagi para pelajar di daerah ini. Kepala sekolah yang tidak disebutkan namanya belum memberikan tanggapan terkait situasi ini.

Para orang tua siswa berharap agar pihak terkait segera mengatasi masalah ini dengan serius demi kelangsungan pendidikan anak-anak mereka. Mogok belajar ini juga menunjukkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap manajemen sekolah saat ini di SDN Taddan 2 Sampang.

Selain itu, kekhawatiran juga muncul terkait dampak dari ketidakhadiran siswa ini terhadap proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Pihak sekolah diharapkan segera bertindak untuk menyelesaikan konflik ini secara baik-baik agar aktivitas belajar mengajar dapat kembali normal.

Baca Juga: OPM Bakar Gedung Sekolah di Kampung Borban karena Dianggap Merusak Nilai Budaya