OPM Bakar Gedung Sekolah di Kampung Borban karena Dianggap Merusak Nilai Budaya

OPM melakukan pembakaran sekolah di Papua, termasuk SMP Negeri Okbab, dalam upaya menentang pendidikan yang dijalankan versi Indonesia.

OPM Bakar Gedung Sekolah di Kampung Borban karena Dianggap Merusak Nilai Budaya
OPM Bakar Gedung Sekolah di Kampung Borban karena Dianggap Merusak Nilai Budaya. Gambar: Dok.Tribun

BaperaNews - Pada Sabtu, (13/7), Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan aksi pembakaran terhadap fasilitas pendidikan di Papua. Kali ini, bangunan SMP Negeri Okbab di Kampung Borban, Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, menjadi sasaran mereka.

Tindakan ini mengejutkan dan mengecewakan masyarakat setempat yang mengecam keras pembakaran tersebut. Mereka merasa kehilangan karena gedung sekolah ini merupakan tempat anak-anak mereka menimba ilmu setiap hari.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap tindakan ini.

"Sangat disayangkan pembakaran gedung sekolah SMP itu, kejadian ini dikecam oleh masyarakat karena gedung sekolah tersebut dalam kesehariannya digunakan anak-anak untuk belajar," ujarnya.

Aksi pembakaran ini disebut-sebut menghancurkan masa depan anak-anak yang antusias belajar.

Namun, pembakaran sekolah oleh OPM bukan kali pertama terjadi. Candra menyebutkan bahwa aksi serupa telah berulang kali dilakukan oleh OPM. 

"Aparat keamanan saat ini sedang mengejar gerombolan OPM yang membakar sekolah tersebut, karena usai membakar kemudian melarikan diri," tambahnya.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, membenarkan bahwa pembakaran sekolah dilakukan oleh Ananias Ati Mimin dan anggotanya.

Baca Juga: Viral! Pilot Australia Diculik KKB di Papua Nugini

"Panglima TPNPB Kodap XXXV Bintang Timur Brigjen Ananias Ati Mimin dan pasukannya telah membakar seluruh bangunan SD, SMP, SMA, dan SMK di Kampung Borban, Distrik Okbap, Kabupaten Pegunungan Bintang," kata Sebby.

Ia juga mengancam akan melanjutkan aksi pembakaran terhadap seluruh bangunan sekolah di wilayah Papua, karena mereka menganggap pendidikan yang diajarkan oleh pemerintah Indonesia telah merusak nilai budaya, sejarah, dan ideologi Papua Merdeka.

Sebby menjelaskan bahwa pendidikan versi Indonesia di tanah Papua telah merusak nilai-nilai budaya dan ideologi Papua Merdeka dari anak-anak mereka sebagai generasi penerus.

"Karena melalui pendidikan yang dijalankan versi Indonesia di tanah Papua, itu telah merusak nilai budaya, sejarah dan ideologi Papua Merdeka dari anak-anak kami sebagai generasi dan aset negara West Papua," jelasnya.

Aksi pembakaran gedung sekolah oleh OPM tidak hanya terjadi di Kampung Borban. Pada 21 Mei 2024, OPM juga melakukan pembakaran kios dan gedung sekolah di Kabupaten Paniai, Papua Tengah.

Kemudian, pada 1 Mei lalu, mereka juga membakar Sekolah Dasar Negeri Inpres Pogapa, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya. Beberapa aksi pembakaran lainnya juga telah dilakukan oleh kelompok ini.

Menurut Sebby Sambom, alasan mereka melakukan pembakaran sekolah adalah karena sekolah-sekolah tersebut mengajarkan nilai-nilai dan sejarah yang bertentangan dengan pandangan mereka. 

"Karena anak-anak sekolah dipaksa menghafal Undang-Undang Negara Indonesia dan pahlawan Indonesia," ungkapnya.

Saat ini, OPM mengumumkan beberapa wilayah di Papua Pegunungan sebagai wilayah perang, termasuk Kabupaten Sinak, Paniai, Puncak, Puncak Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Sorong.

Dengan deklarasi ini, mereka berencana untuk terus melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia, termasuk melalui aksi-aksi pembakaran fasilitas pendidikan.

View this post on Instagram

A post shared by Bapera News (@baperanews)

Baca Juga: Anggota KKB Papua di Tangkap di Puncak Ilaga, Ini Kronologinya!