Profil Masinton Pasaribu yang Terancam Tak Lolos DPR
Politikus senior PDIP, Masinton Pasaribu, yang dikenal sebagai kritikus tajam terhadap Presiden Jokowi, menghadapi ancaman tidak lolos ke DPR RI. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Politikus senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu, kini menghadapi ancaman tak lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Masinton, yang dikenal sebagai kritikus tajam terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), tampaknya mengalami penurunan suara yang signifikan dalam pemilihan kali ini.
Masinton Pasaribu, yang kerap menyuarakan kritik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, khususnya Presiden Jokowi, kini terancam kehilangan kursinya di DPR RI. Dalam kontestasi politik terbaru, Masinton hanya mampu meraih 19.234 suara berdasarkan data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang saat itu mencapai 60 persen.
Profil Masinton Pasaribu sebagai politikus senior di PDI Perjuangan perlu diperhatikan dalam konteks ini. Masinton bukanlah sosok baru dalam dunia politik, namun, dalam pemilihan kali ini, posisinya tampak goyah. Sebagai seorang aktivis 1998, Masinton sering kali mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.
Masinton Pasaribu maju dalam Daerah Pemilihan Jakarta II. Namun, perolehan suaranya tampak tertinggal jauh dari para pesaingnya. Bahkan, ia berada di peringkat yang rendah, bersama dengan calon lain seperti Once Mekel dari PDIP dan Chong Sung Kim dari Partai Golkar.
Kekhawatiran atas tidak lolosnya Masinton ke DPR RI semakin diperkuat dengan fakta bahwa ia kalah dalam perolehan suara bahkan dari tokoh-tokoh yang relatif baru di dunia politik, seperti Once Mekel, seorang eks vokalis Dewa 19, dan Chong Sung Kim dari Partai Golkar.
Baca Juga: Golkar Komentari Ganjar yang Usulkan Hak Angket: Masa Tak Percaya Saksi PDIP yang Militan di TPS?
Dalam kontestasi di Daerah Pemilihan Jakarta II, Masinton Pasaribu tidak hanya dihadapkan pada rival-rival politik dari partai lain, tetapi juga harus bersaing dengan kader-kader partainya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Masinton mungkin telah menurun, mengingat perolehan suaranya yang relatif rendah.
Perolehan suara sementara dalam Dapil Jakarta II menunjukkan bahwa Masinton Pasaribu berada di posisi yang rawan. Dengan perolehan suara yang hanya mencapai 19.234 suara, Masinton harus bersaing dengan para kandidat lain yang memiliki dukungan yang lebih kuat dari masyarakat.
Di samping itu, PDIP sendiri tampaknya mengalami penurunan dukungan di Daerah Pemilihan Jakarta II. Meskipun masih menduduki posisi yang signifikan dalam perolehan suara, namun, hasil ini menunjukkan adanya penurunan dukungan terhadap partai di level daerah tertentu.
Masinton Pasaribu, yang sering kali dikaitkan dengan kritik-kritiknya terhadap Presiden Jokowi, seakan menjadi representasi dari dinamika politik dalam partai. Meskipun sebelumnya ia memberikan kritik yang tajam terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, namun, kini ia harus menghadapi tantangan internal partai dalam mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Baca Juga: PDIP dan PPP di Dorong Ganjar Gulirkan Hak Angket DPR Soal Kecurangan Pilpres 2024