PBB Sebut Kondisi di Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza Seperti Pembunuhan Massal

Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membeberkan kondisi di Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza seperti "pembantaian besar-besaran".

PBB Sebut Kondisi di Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza Seperti Pembunuhan Massal
PBB Sebut Kondisi di Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza Seperti Pembunuhan Massal. Gambar : Dok. Gatracom

BaperaNews - Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan situasi di Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza sebagai "pembantaian besar-besaran".

Gemma Connell dari badan kemanusiaan PBB OCHA menyatakan bahwa banyak orang terluka parah dan tidak bisa mendapatkan perawatan karena kondisi rumah sakit yang sangat padat.

"Yang saya lihat di RS Al-Aqsa di Deir Al-Balah adalah pembantaian besar-besaran," kata Gemma kepada program BBC World Service, Newshour.

Tom White, Direktur UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa), menambahkan bahwa sekitar 150.000 orang di Gaza tengah telah diperintahkan untuk evakuasi oleh militer Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi militer Israel di Gaza "belum berakhir". 

Pernyataan ini muncul setelah Menteri Luar Negeri AS menyebutkan bahwa Israel harus mengurangi intensitas serangannya.

Baca Juga : Israel Kuasai RS Indonesia Gaza, Bakal Diubah jadi Markas IDF

Perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas terhadap warga Israel di dekat perbatasan. Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, melaporkan bahwa sekitar 20.674 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel, dengan sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.

Di sisi lain, sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas ketika Hamas menyerbu perbatasan pada 7 Oktober. 

Meskipun Israel mengatakan 132 orang masih disandera oleh Hamas, Netanyahu berjanji untuk menghancurkan Hamas dan mengembalikan sandera ke Israel.

Meskipun Mesir telah mengusulkan rencana gencatan senjata, baik Israel maupun Hamas menolak seruan tersebut. 

Gemma Gonnel dari PBB menggambarkan bahwa tidak ada tempat aman di Gaza, dan serangan terus terjadi di daerah yang telah diinstruksikan untuk diungsi.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa serangan udara Israel yang intens telah menutup jalan utama antara Maghazi dan dua kamp pengungsi lainnya, menghambat aktivitas ambulans dan tim penyelamat.

Baca Juga : Puluhan Orang Palestina di Kubur Hidup-Hidup Buldoser Israel