Part 1: Fahd A Rafiq Singgung Soal Hypnotic System Ala Soekarno
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq singgung soal Hypnotic System ala Soekarno, simak selengkapnya!
BaperaNews - Pada sebuah Negara ada pemerintahan yang diisi oleh sekumpulan inividu yang memiliki pengetahuan yang mereka dapat dari bangku kuliah, namun banyak individu saling menyalahkan dengan ‘Apakah mereka tidak sekolah?’ akibat perlakukan mereka yang buruk terhadap Negaranya sendiri.
Fahd A Rafiq mengatakan “Dahulu bagaimana uang diciptakan sewaktu Indonesia baru merdeka? Bagaimana di tahun 1955 sebuah negara yang baru merdeka 10 tahun bisa mendatangkan pemimpin besar dunia dalam konferensi Asia Afrika. China, India, Pakistan, Mesir, Korut, Kuba. Semua tokoh besar tadi mengharap dukungan Indonesia. Disana ada Nehru, Gamal Abdel Nasser, Bhuto, Mao Zedong bahkan tokoh legendaris mana yang tidak hadir di kota kecil yang bernama Bandung disebuah negara yang baru 10 tahun merdeka" ucapnya.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Sarankan Pemerintah Manfaatkan Flare Gas Untuk Tambah APBN
Fahd A Rafiq juga menambahkan, "Mengapa mereka bisa hadir? Karena Soekarno menghipnotis mereka, Soekarno tau banyak kekayaan alam nusantara yang bernama logam mulia, memang masih dalam gunung belum di eksplorasi. Inilah yang Soekarno dengungkan bahwa dengan deposit aset metal berharga Indonesia bisa mencetak lebih kuat dari dollar dan semua negara yang hadir menjadi kemecer tunduk dan terpesona dengan ide Soekarno, mereka meminta bantuan Indonesia" ujarnya.
Soekarno mengacu pada Swiss metal deposit (Bank metalnya Swiss). Swiss mengumpulkan banyak material solid metal berharga yang dipakai sebagai jaminan atas uang dari banyak orang kaya di dunia. Swiss dipercaya para orang kaya untuk meletakkan uang mereka, karena Swiss punya deposit metal berharga.
“Disisi lain kata soekarno, mengapa harus jadi metal dulu, masih deposit di gunung itu aset. Jadi bisa cetak uang dengan nilai yang besar, karena aset emas Indonesia masih ada di dalam gunung dan di dalam tanah, Hal inilah yang kemudian di tiru Tiongkok dengan Program besarnya (Belt Road Initive) BRI” tutup Fahd A Rafiq.
Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)