Part 1: BAPERA, Benturan Peradaban Dan Solusi

Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) yang dipimpin langsung oleh Fahd El Fouz A Rafiq berkomitmen untuk menjadi mitra pemerintah yang akan mengadakan pelatihan Bela Negara.

Part 1: BAPERA, Benturan Peradaban Dan Solusi
Fahd El Fouz A Rafiq Bersama Pengurus Bapera Lainnya. Gambar: Instagram.com/ @dpp.bapera

BaperaNews - Di tahun 2022 Partai Politik di Indonesia sudah mulai memanaskan mesin politiknya, setiap parpol punya jagoannya masing-masing untuk kontestasi pada gelaran Pilpres 2024, ditambah lagi terkait dengan pemindahan ibu kota baru di penajam, kalimantan timur makin menambah panasnya situasi politik Indonesia saat ini.

Pro dan kontra berseliweran di media nasional dan lokal baik elektronik, cetak dan online. Tapi fokus yang dibahas pada tulisan kali ini bukan persoalan pilpres dan pemindahan ibu kota baru, akan tetapi hukum aksi reaksi yang jika tidak segera ditanggulangi bersama maka akan berakibat fatal khususnya persatuan Indonesia kedepan.

Seminggu yang lalu ada pejabat yang mengatakan bahwa pemindahan ibu kota terlalu jauh dan ada beberapa kata yang memantik api permusuhan dan direspon suku setempat, yang perlu digaris bawahi adalah yang bicara kapasitasnya adalah seorang pejabat publik yang seharusnya paham akan kearifan lokal, saling menjaga dan menghargai bukan mengecilkan daerah lain.

Belum lama lagi kasus penendang sesajen di semeru, pada pileg DKI kemarin riak riak akan ujaran kebencian etnis antara Arab dan Tionghoa kembali menyeruak ke publik.   Dan banyak kasus di Indonesia khususnya masih terkait dengan benturan budaya, saling menghina antar suku, etnis  anak bangsa yang ditengarai karena lemahnya pengetahuan oknum tersebut. Dalam Sejarah perjalanan bangsa Indonesia, Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara telah mengalami pasang surut yang melelahkan dan menguras tenaga. Polemik Natsir-Soekarno pada masa pra kemerdekaan, tentang hubungan agama dan negara adalah salah satu contoh sebagai tantangan awal dan realitas sejarah bangsa ini.

Baca Juga: Fahd El Fouz A Rafiq : Nusantara Antara Merantau, Peradaban Dan Cinta

Konflik bisa saja terjadi karena karena perbedaan pandangan antara dua atau lebih kelompok masyarakat di suatu wilayah, beberapa konflik mengerikan yang pernah terjadi di indonesia diantaranya yaitu Tragedi Sampit tahun 2001 (konflik antar suku madura dan dayak), Konflik antar agama di ambon tahun 1999, konflik antar etnis 1998 (Tionghoa dan Pribumi).

Maka dari itu Barisan Pemuda Nusantara (bapera) yang dipimpin langsung oleh Fahd El Fouz A Rafiq  komitmen menjadi mitra pemerintah akan segera mengadakan pelatihan Bela Negara yang didalamnya ada wawasan kebangsaan, character building, pandangan hidup bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, untuk meminimalisir dan menangkal hal hal diatas agar tidak terjadi lagi hal hal merugikan diatas.  

Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku maupun agama menjadi karateristik tersendiri sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku bangsa agama, bangsa maupun ras.

Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada Ideologi Bhinneka Tunggal Ika yang Multikultural, yang melandasi corak sturktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Efek pilpres 2019 kemarin masih sangat terasa akibat adanya pembelahan.  Sikap kenegarawanan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto perlu mendapat apresiasi karena dua tokoh yang kemarin bertarung akhirnya bersama sama membangun negara yang lebih mengutamakan persatuan Indonesia.

Jika diatas tadi masih dalam skup satu negara maka pada bagian selanjutnya akan melihat yang lebih luas yaitu benturan peradaban  karena semakin masifnya arus globalisasi yang masuk ke negeri yang dahulu bernama nusantara.

Fahd El Fouz A Rafiq (Ketua Umum DPP Bapera) sebagai anak bangsa terus berpartisipasi aktif dalam menjaga persatuan NKRI dengan mengadakan pelatihan bela negara, jangan tanyakan apa yang negara berikan pada kita tapi tanyakan apa karya kita untuk bangsa dan negeri ini.

Baca Juga: BAPERA dan Api Sejarah Nusantara

Penulis: ASW