Fahd El Fouz A Rafiq : Nusantara Antara Merantau, Peradaban Dan Cinta
Fahd El Fouz A Rafiq menjelaskan mengenai Nusantara yang memiliki kaitan erat dengan merantau. Peradaban agung yang hebat dapat terbentuk karena merantau. Simak informasi lengkapnya!
BaperaNews - Barisan Pemuda Nusantara (BAPERA) adalah sebuah organisasi kepemudaan bergerak dibidang sosial kemanusiaan rasa domestik akan tetapi ide, gagasan dan karyanya mendunia. Frasa Nusantara ada karena disitu ada rasa yang ada dalam setiap manusia yaitu CINTA.
Sebuah daerah atau negara tidak akan bahagia jika tidak saling pengertian dan memahami perbedaan. Sama seperti fitrahnya manusia, dua insan (pria dan wanita) yang akan memadu kasih, kesepakatan terjadinya pernikahan karena diawali adanya rasa cinta, harmony dan kesanggupan untuk saling mengerti, memahami sehingga cocok untuk hidup bersama dan menciptakan satu organisasi kecil yang bernama keluarga.
Artinya para pendiri bangsa ini mengedepankan sifat alami manusia yaitu cinta, akhinya lahirlah sumpah pemuda 1928 yang intinya bertumpah darah satu, berbangsa satu dan berbahasa satu. Untuk menjadi satu dalam sebuah ikatan harus ada rasa cinta.
Indonesia yang dahulu bernama Nusantara adalah sebuah negara percontohan yang saat ini ada disebelah tenggara benua asia karena akan harmonisnya suku, agama dan bangsa yang ada didalamnya. Menyatukan pandangan hidup sebuah negara yang dihuni oleh ratusan suku bangsa itu bukan perkara mudah, Inilah hebatnya para Founding Fathers kita mewariskan kebijaksanaan, ilmu memahami akan perbedaan yang tidak semua negara mampu merajutnya.
Baca Juga: BAPERA dan Api Sejarah Nusantara
Fahd El Fouz A Rafiq menjelaskan, Indonesia adalah Negeri “Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur”, artinya Negeri yang baik dengan Tuhan yang maha pengampun, suatu negeri yang terdapat banyak kebaikan alam dan kebaikan manusianya, suatu negeri yang subur makmur namun penduduknya tidak lupa bersyukur. Sebuah negeri yang maju dari segi peradaban, ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Menurut Fahd El Fouz A Rafiq Nusantara memiliki kaitan yang erat dengan merantau. Peradaban agung yang hebat dapat terbentuk karena merantau. Tanpa perantau, nusantara bukanlah nusantara. Merantau is not simply migration. Merantau itu mengharmonikan. Merantau merupakan ekstrovert culture. Ketika terjadi pernikahan di luar suku, terjadilah harmonisasi dari berbagai culture.
Culture ini memandang cinta sebagai konsep untuk saling berbagi, bukan saling memiliki. Terinspirasi dari seorang pemikir jerman, Prof Reevany mengatakan, bahwa ketika seorang anak lelaki keluar rumah untuk merantau, maka dia akan memberi manfaat berupa rejeki untuk keluarga.
Contoh seorang perantau dari Madura, banten dan suku yang memiliki culture religius yang tinggi. Bahagia itu ketika dapat menghajikan ibu dan bapaknya. Dengan demikian spiritual gratitude dan connection with family adalah yang utama.
Fahd El Fouz A Rafiq yang merupakan Kabid Ormas DPP Golkar ini menutup tulisan ini dengan kalimat, Bicara Indonesia tidak jauh dari frasa SATU, dalam berbangsa dan bernegara para insan terpilih harus memahami akan filsafat cinta dan kebijaksanaan. Karena Founding Fathers kita bukan hanya memahami akan tetapi telah menjalankan itu dan mewariskan negeri ini.
Baca Juga: Fahd El Fouz A Rafiq: Kerja Dan Kerja Untuk Mencapai Keadilan Sosial
Penulis: ASW