Perekonomian Global Berkembang, Fahd A Rafiq: Perekonomian Global Harus Berkembang Secara Merata
Ketua DPP Bapera menekankan pentingnya kontribusi negara-negara untuk memastikan pemulihan ekonomi yang merata.
BaperaNews - Perekonomian global menunjukkan perkembangan positif, meskipun pemulihan masih berlangsung perlahan dan tidak merata. Kondisi ekonomi saat ini belum mencapai tingkat sebelum pandemi, dengan ketidaksetaraan pertumbuhan ekonomi yang semakin meluas.
Sejumlah tantangan seperti dampak jangka panjang pandemi COVID-19, perang di Ukraina, fragmentasi geoekonomi, kebijakan moneter ketat untuk mengatasi inflasi, dan tekanan utang tinggi serta cuaca ekstrem masih menghantui.
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz A Rafiq menyatakan pemulihan ekonomi dunia saat ini harus didukung dengan adanya negara-negara lain serta kontribusi dari negara lain.
“Pertemuan IMF 2023 ini menjadi salah satu pengumpulan ide terkait dengan pemulihan ekonomi setelah terjadinya pandemi Covid-19, maka dari itu pertemuan ini diharapkan dapat memenuhi target pulihnya perekonomian global secara merata,” Ujar Fahd A Rafiq, Minggu (15/10).
Ini menjadi fokus dalam Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank di Marakesh, Maroko, termasuk pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menekankan pentingnya menggunakan berbagai alat kebijakan bank sentral untuk menghadapi tantangan ekonomi yang rumit saat ini, termasuk koordinasi antara otoritas moneter dan fiskal.
Dalam menghadapi kondisi global yang terfragmentasi, pembuat kebijakan harus berfokus pada membangun kesejahteraan bersama. Ini termasuk mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas keuangan, memperkuat kebijakan fiskal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia memainkan peran penting dalam mengatasi inflasi yang berasal dari berbagai faktor, serta dalam mempromosikan investasi, peningkatan nilai tambah sumber daya alam, dan mendukung UMKM.
“Meningkatnya perekonomian global pastinya menjadi salah satu cara untuk memulihkan negara negara kecil yang saat ini sedang terdapat masalah ekonomi, maka dari itu negara-negara yang mengikuti IMF ini diharapkan dapat memberikan sumbangsinya terhadap negara negara kecil yang terdampak perkembangan perekonomian setelah covid ini,” Ujar Fahd A Rafiq, Minggu (15/10).
Pada pertemuan G20 mendatang, para pemimpin akan membahas berbagai tantangan ekonomi yang mencakup ketidaksetaraan pertumbuhan, inflasi tinggi, utang negara miskin yang meningkat, dan dampak cuaca ekstrem. Isu terkait aset kripto juga akan menjadi perhatian dalam menjaga stabilitas ekonomi dan finansial.
Bank Indonesia berkomitmen mendukung program IMF untuk mengurangi kemiskinan dengan memberikan kontribusi sebesar SDR 26 juta. Bantuan ini akan membantu negara-negara berpenghasilan rendah mencapai stabilitas ekonomi dan mengurangi kemiskinan, mencerminkan peran Indonesia dalam mendukung resiliensi ekonomi global dan berpotensi memberikan dampak positif pada ekonomi nasional.
Penulis: Ahmad G