Indonesia dan Jepang Mewujudkan Visi Untuk Transisi Energi Hijau dan Biru, Fadh A Rafiq: Transisi Energi Ini Akan Berefek Sangat Baik Bagi Lingkungan
Indonesia dan Jepang menjelajahi peluang kerja sama dalam transisi energi hijau dan biru. Rencana termasuk peralihan dari PLTU ke PLTA dan efisiensi geotermal.
BaperaNews - Dalam pertemuan penting antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, dan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Hayashi Nobumitsu, Indonesia dan Jepang menjajaki peluang kerja sama dalam transisi energi hijau dan biru.
Ketua Umum DPP Bapera Fadh El Fouz A Rafiq, Menyampaikan pendapatnya terkait transisi ini yang pastinya akan membuat lingkungan menjadi lebih baik.
“Rencana kerja sama antara Indonesia dan Jepang ini memungkinkan kita bisa mengimplementasikan hal yang sudah dilakukan di Jepang terkait dengan transisi energi yang sudah dilakukan disana.” Ujar Fadh A Rafiq Jumat, (29/9).
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Jepang juga menyepakati berbagai area kerja sama, seperti peralihan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Pulau Kalimantan serta peningkatan efisiensi pembangkit listrik geotermal. Selain itu, mereka membahas tentang pemanfaatan sumber energi dari green and blue ammonia serta inisiatif mengenai Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Dalam menghadapi berbagai tantangan dalam transisi energi ini, Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya energi baru, termasuk biofuel. Dalam hal ini, ada banyak peluang kerja sama yang dapat dijelajahi antara kedua negara.
“Pertemuan ini akan mencerminkan komitmen kuat kedua negara untuk transisi energi hijau dan biru, energi yang nantinya akan membuat bumi lebih baik dan menjadi tempat tinggal yang lebih nyaman nantinya dari segi lingkungan.” Ujar Fadh A Rafiq Jumat, (29/09).
Semua kesepakatan dan rencana kerja sama yang dibahas dalam pertemuan ini diharapkan dapat segera terlaksana melalui Task Force yang telah dibentuk oleh Indonesia dan Jepang.
Menko Perekonomian, Airlangga juga memprioritaskan percepatan implementasi kegiatan Task Force dan menugaskan tim ahli dari berbagai instansi terkait di Indonesia, termasuk Kemenko Perekonomian, Kementerian/Lembaga terkait, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor swasta untuk merumuskan kegiatan konkret yang akan diusulkan dalam kerja sama dengan Jepang melalui JBIC.
Pertemuan ini merupakan tonggak penting dalam kerjasama Indonesia dan Jepang untuk menciptakan masa depan berkelanjutan yang lebih hijau dan biru, membawa harapan bagi dunia dalam menjaga planet kita.
Penulis : Ahmad G