IDI Tanggapi Komentar Komika Kiky Saputri 'Pelayanan RS RI' Imbas Stroke Kuping

Cuitan Komika Kiky Saputri tentang pengalaman pelayanan rumah sakit di Indonesia pada kesehatan mertuanya di Twitter menjadi viral dan ditanggapi oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

IDI Tanggapi Komentar Komika Kiky Saputri 'Pelayanan RS RI' Imbas Stroke Kuping
IDI tanggapi komentar Komika Kiky Saputri tentang pelayanan rumah sakit Indonesia imbas storke kuping. Gambar : Tangkapan Layar Twitter/@@kikysaputrii

BaperaNews - Komika Kiky Saputri sempat membuat cuitan tentang pengalaman pelayanan rumah sakit di Indonesia pada kesehatan mertuanya di Twitter. Cuitan tersebut pun viral hingga ditanggapi oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT.

Kiky Saputri bercerita bahwa mertuanya berobat ke salah satu dokter Indonesia dan disebut sakit stroke kuping (telinga). Mertua Kiky kemudian diberi tindakan berupa suntik, namun usai suntik, justru mertuanya semakin bermasalah pendengarannya.

Mertua Kiky Saputri kemudian memutuskan berobat ke Singapura dan dokter disana menyebut mertua Kiky hanya sakit flu saja, tidak ada yang namanya stroke kuping.

“Disuntik di dalamnya, malah makin parah pendengarannya, akhirnya berobat ke RS di Singapura dan dokternya ketawa, mana ada stroke kuping. Itu Cuma flu jadi sampai bindeng ke telinga, sekarang sudah sembuh” tulis Kiky Saputri pada Selasa (7/3) di akun Twitternya.

Postingan Kiky Saputri tersebut pun banyak mendapat komentar dari warganet. Warganet lain kemudian juga membagikan pengalaman kurang menyenangkan mereka ketika berobat di dokter Indonesia.

Baca Juga : IDAI Dorong Pemerintah Batasi Iklan Junk Food

Terkait hal itu, Ketua Umum IDI Dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT berkomentar, ia menjamin dokter di Indonesia juga tidak kalah pintar dari dokter di Singapura.

“Tidak kalah, saya jamin dokter di Indonesia lebih baik. Dari segi SDM, pelayanan, Indonesia bisa mengatasi masalah kesehatan. Ini yang kemudian sedang didorong pemerintah untuk masalah teknologinya” tutur dr Abid pada Kamis (9/3).

Tentang masalah biaya kesehatan di Indonesia yang lebih mahal dibanding negara tetangga Malaysia dan Singapura, Dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT menyebut hal ini berhubungan dengan pajak negara.

“Karena masalah utamanya ialah pajak, jadi pajak ini yang saya kira perlu diteliti, jika dilihat dari elemen pembiayaan, maka itu jadi hal yang penting apa perlu disesuaikan pajak dengan masalah kesehatan” lanjutnya.

Ketua Umum IDI Dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT juga menyebut di Indonesia dan Singapura memang ada perbedaan dalam prosedur pemeriksaan kesehatan.

“Di tiap pemeriksaan kita ada clinical pathway, tidak semua harus diperiksa di laboratorium, sesuai apa yang kita temukan ketika pemeriksaan. Karena kalau tidak dilakukan tidak menyesuaikan PTK nanti tidak efisien pembiayaannya, artinya kita juga lihat dari sisi BPJS” terangnya.

“Ada pasien saya yang operasi di luar negeri bayar biaya, padahal kalau di Indonesia justru bisa gratis karena ada BPJS. Saya jamin dokter Indonesia lebih baik” pungkas Dr Mohammad Adib Khumaidi SpOT.

Baca Juga : Kemenkeu Tentang Cukai Minuman Berpemanis: Kita Siapkan di 2024