Hiu Tutul Sepanjang 7 Meter Ditemukan Terdampar di Pantai Drajid Lumajang
Penemuan hiu tutul sepanjang 7 meter terdampar mati di Pantai Drajid, Lumajang. Diduga akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, bangkai dikuburkan pihak terkait.
BaperaNews - Seekor hiu tutul (Rhincodon typus) sepanjang 7 meter ditemukan terdampar dalam kondisi mati di Pantai Drajid, Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (19/10).
Hiu yang memiliki lebar sirip sekitar 3 meter dan berat sekitar 3 ton ini menarik perhatian warga sekitar setelah seorang nelayan menemukannya pada Jumat malam (18/10).
Bangkai hiu tutul ini pertama kali ditemukan sekitar pukul 23.00 WIB pada Jumat malam (18/10) oleh seorang nelayan. Saat ditemukan, hiu tersebut sudah tidak bernyawa.
Informasi ini segera menyebar, dan warga berbondong-bondong mendatangi lokasi untuk melihat langsung hiu yang dikenal sebagai spesies ikan terbesar di dunia tersebut.
Menurut Haidar, warga setempat yang pertama kali mengetahui bangkai hiu ini, hiu sudah dalam kondisi mati ketika nelayan menemukannya.
“Ditemukannya malam, sekitar jam 11 itu ada nelayan yang lihat, tapi kondisinya sudah mati," ujar Haidar.
Penemuan ini segera mengundang banyak warga Lumajang untuk datang ke Pantai Drajid. Beberapa di antaranya bahkan mengabadikan momen dengan berfoto bersama bangkai hiu yang dilindungi tersebut.
Silvi, salah satu warga yang datang dari pusat kota Lumajang, mengaku penasaran melihat hiu tutul secara langsung.
"Saya dari Lumajang kota datang ke pantai ini untuk melihat hiu tutul yang mati terdampar. Warga datang ke sini karena penasaran," katanya.
Suherni, warga lain, mengungkapkan bahwa meskipun fenomena ini pernah terjadi sebelumnya, ia baru kali ini melihat hiu tutul secara langsung.
"Penasaran, biasanya cuma lihat fotonya saja, tadi sempatin ke sini mumpung libur, ternyata besar sekali ikannya," ujar Suherni.
Baca Juga : Viral Penemuan Cumi-cumi Super Langka di Dasar Samudra Pasifik
Aipda Agus Kriswanto dari Polsek Yosowilangun menyebutkan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi di kawasan Lumajang beberapa pekan terakhir diduga menjadi penyebab utama terdamparnya hiu tutul tersebut. Gelombang tinggi di wilayah pantai selatan Jawa Timur diyakini turut berperan dalam kejadian ini.
"Kami dapat laporan dari masyarakat tentang adanya hiu tutul terdampar di Pantai Drajid. Saat ditemukan, hiu tersebut sudah dalam kondisi mati," kata Agus.
Ia menambahkan bahwa gelombang besar kemungkinan telah menyebabkan hiu terdampar, ditambah lagi dengan cuaca buruk yang belakangan ini terjadi.
Setelah penemuan tersebut, pihak kepolisian bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, serta Dinas Perikanan dan Kelautan Lumajang, segera berkoordinasi untuk menangani bangkai hiu tutul. Keputusan diambil untuk menguburkan bangkai demi mencegah bau busuk dan menjaga kebersihan pantai.
"Kami koordinasi dengan BPBD serta dinas terkait untuk menguburkan hiu tutul yang terdampar ini," ujar Agus Kriswanto.
Warga sekitar juga turut membantu dalam proses pemakaman ini. Penguburan bangkai hiu akan dilakukan setelah semua pihak terkait selesai berkoordinasi dan menentukan lokasi yang tepat.
Hiu tutul (Rhincodon typus) dikenal sebagai spesies ikan terbesar di dunia dan memiliki status perlindungan penuh berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2013.
Sebagai hewan yang terancam punah, setiap penemuan hiu tutul, baik yang mati maupun terdampar, harus segera dilaporkan kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti.
Baca Juga : Gunung Raksasa Ditemukan di Bawah Laut Pacitan Jawa Timur