Guru Ngaji di Sleman Perkosa 15 Anak Pakai Modus Terapi Indigo
Terungkap bahwa guru mengaji berinisial K di Sleman telah melakukan pemerkosaan terhadap 15 anak sejak 2016. Pelaku mengelabuhi korban dengan pura-pura bisa menyelesaikan gangguan indigo.
BaperaNews - Seorang guru mengaji berinisial K (50) asal Gamping, Sleman diduga memperkosa 15 anak sejak tahun 2016 hingga ia tertangkap. Modusnya dengan mengelabui korban, menyebut akan diselamatkan kehidupannya dari bahaya indigo.
Kasus pemerkosaan anak yang dilakukan oleh guru ngaji perkosa 15 anak di Sleman diungkap oleh pendamping hukum para korban, Petrus Iwan.
Petrus menyebut pencabulan sudah terjadi sejak tahun 2016 dan baru terungkap pada tahun 2022 usai salah satu anak menceritakan hal yang ia alami kepada keluarganya.
Pelaku pura-pura bisa menyelesaikan masalah yang dialami oleh anak dengan gangguan indigo, syaratnya harus mau berhubungan badan. “Guru ngaji itu mendeteksi menyebut korban ada gangguan indigo. Menurutnya, itu akan menyebabkan bahaya untuk hidup korban di kemudian hari.
Korban iya-iya saja sampai akhirnya diterapkan terapi, ternyata diajak berhubungan badan” tutur Petrus pada Selasa (2/4).
Dari keterangan para pelaku juga terungkap bahwa pelaku mengancam korban, “meja belajar digebrak, diberi doktrin bahwa hidupmu akan sengsara kalau tak mau berhubungan badan” imbuhnya.
Kasus pemerkosaan anak guru ngaji perkosa 15 anak di Sleman mulai terkuak usai salah satu korban tak mau lagi berangkat mengaji.
Baca Juga : Kakak Kandung Jadi Tersangka Pemerkosaan Dua Gadis di Baubau, Keluarga Tak Percaya
Ketika ditanya oleh keluarganya, korban bercerita tentang perlakuan yang ia terima dari guru ngajinya. K sudah melecehkannya selama 5 tahun terakhir, laporan korban pun diteruskan kepada Ketua RW, Dukuh, hingga Lurah dan Polsek Gamping pada (12/1) lalu.
Kasus pemerkosaan anak di Sleman ini dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Sleman. 4 anak sudah dipanggil untuk pemeriksaan.
Pelaku guru ngaji perkosa 15 anak di Sleman juga sudah dimintai keterangan, pelaku tidak langsung menahan tersangka karena alasan kesehatan, pelaku baru mulai ditahan pada 20 April 2023.
“Korban awalnya 4, setelah ditelusuri jadi 11, per hari ini 15. Hari ini juga dua korban akan diperiksa di RS Akademik UGM. Masyarakat tidak mau main hakim sendiri, pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Detail kasus akan segera diumumkan” pungkas Petrus.
Sejauh ini 15 anak dinyatakan telah menjadi korban tindak pelecehan dan pemerkosaan pelaku, tidak menutup kemungkinan akan ada korban lain karena pemeriksaan dan penyelidikan masih terus dilakukan.
Polisi masih memeriksa para korban dan melakukan pemeriksaan kesehatan pada mereka sebelum menentukan langkah hukum selanjutnya.
Baca Juga : Banyak Kasus Begal Payudara di Jalan, Polisi Janji Bakal Usut Lebih Jauh