Gara-Gara Nafsu, Siswa SMP Bunuh Adik Kelas dan Perkosa Mayatnya Di Semak-Semak
Kasus tragis terjadi di Riau, seorang siswa SMP mengaku membunuh adik kelasnya dan melakukan pemerkosaan terhadap mayatnya.
BaperaNews - Seorang siswa SMP bunuh adik kelas, LS (13), di semak-semak Kelurahan Balairaja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau. Setelah tindakan pembunuhan yang sadis itu, APS juga dilaporkan telah memperkosa mayat korban di tempat kejadian.
LS (13), korban yang menjadi sasaran hawa nafsu sesama siswa di sekolahnya, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di semak-semak. Pelaku kejahatan mengerikan ini, berinisial APS (14), adalah kakak kelas korban di SMP Negeri 2 Pinggir Balai Raja.
Saat diinterogasi, dia mengakui perbuatannya tak hanya melibatkan tindak pembunuhan, namun juga aksi pemerkosaan terhadap adik kelas.
Awal mula, LS dilaporkan menghilang setelah pulang sekolah di Riau. Keluarganya yang khawatir, beserta masyarakat setempat, bahu-membahu melakukan pencarian. Di tengah kegelisahan yang menyelimuti, Nurmaya, ibu dari korban, adalah orang pertama yang menemukan putrinya tewas di semak-semak Jalan Lintas Duri-Pekanbaru, Kelurahan Balai Raja.
"Karena korban sampai malam hari tidak kunjung pulang dari sekolah, keluarga akhirnya mencari korban bersama masyarakat," ungkap Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro.
Keadaan jenazah saat ditemukan benar-benar memprihatinkan. Bagian kepala dan tubuh LS berlumuran darah, dengan luka-luka yang sangat parah. Berdasarkan hasil investigasi, pelaku melakukan aksi bunuh dengan cara menyekik, menyeret, dan menonjok kepala korban menggunakan kayu panjang yang runcing berulang kali, lalu memperkosa mayat korban.
Baca Juga : Sederet Fakta Soal Kasus Pemerkosaan Anak di Lampung: Korban Sangat Trauma!
"Setelah melakukan perbuatan pembunuhan itu, pelaku memperkosa korban sebanyak 2 kali di semak-semak," papar AKBP Setyo, mengutip hasil otopsi.
Motif di balik tindakan keji ini berkaitan dengan masalah asmara. APS, pelaku pembunuhan, diketahui memiliki perasaan kepada LS, namun rasa sukanya ditolak.
“(Ada) rasa suka dari pelaku namun ditolak korban. Dia (APS) melakukan perbuatan pemerkosaan tersebut karena hawa nafsu saat melihat korban pulang sekolah," lanjut AKBP Setyo.
Yang lebih mengagetkan adalah, APS sebelumnya pernah terlibat dalam beberapa masalah. Beberapa di antaranya adalah pemukulan teman sekolahnya dan pencurian pakaian dalam serta pakaian wanita milik tetangganya. Oleh sebab itu, pihak kepolisian berencana menggandeng tim psikologi untuk memeriksa kondisi kejiwaan APS.
Mengingat usianya yang masih muda, APS terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Banyak remaja tidak memahami batas-batas yang harus dihormati dan bagaimana mengendalikan emosi serta dorongan seksual mereka. Edukasi seksualitas yang tepat akan memberikan pemahaman kepada remaja tentang arti dari persetujuan, menghargai orang lain, dan konsekuensi dari tindakan mereka.
Kejadian tragis ini mengingatkan kita semua betapa pentingnya mendidik generasi muda untuk memahami dampak tindakan mereka dan pentingnya mengendalikan hawa nafsu. Keberadaan pendidikan seksual yang tepat akan menjadi langkah awal yang signifikan dalam mencegah tindakan tragis seperti kasus siswa SMP yang bunuh adik kelas di Riau ini.
Baca Juga : 5 Fakta Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Mojokerto: Dibunuh Lalu Diperkosa