Mengerikan! Mayat Pendaki Mulai Bermunculan Di Everest

Telah terjadi fenomena horor, mayat pendaki gunung Everest dari berbagai tahun bermunculan akibat mencairnya lapisan es di Everest.

Mengerikan! Mayat Pendaki Mulai Bermunculan Di Everest
Fenomena mayat pendaki di Gunung Everst. Gambar : Rizza Alee/AP

BaperaNews - Gunung Everest selain menyandang predikat sebagai gunung tertinggi di dunia, ternyata juga disebut makam tertinggi seantero bumi. Disana ada 200 – 300 pendaki telah mati sejak percobaan mendaki gunung Everest dilakukan dan jasadnya terkubur di bawah es.

Menariknya, baru-baru ini ada fenomena alam yang membuat jasad tersebut naik ke permukaan, yakni karena mencairnya lapisan es di Everest dengan cepat sehingga membuat jasad yang sebelumnya tersembunyi bisa terlihat kembali.

“Karena pemanasan global, lapisan es mencair dengan cepat dan mayat yang sebelumnya terkubur selama bertahun-tahun kini mulai terlihat” ujar mantan Presiden Nepal Mountaineering Association (NMA), Ang Tshering Sherpa (2/7).

Sejumlah studi memang menunjukkan es di Everest telah menipis hampir di seluruh kawasan gunung Himalaya, mencair dan menipis. Pada tahun 2015, para pendaki bahkan harus melewati kolam di Khumbu Glacier yang berasal dari lelehan es untuk bisa sampai ke puncak gunung Everest.

Khumbu Glacier yang meluas juga membuat mayat-mayat pendaki muncul, lokasi tersebut menjadi tempat kemunculan mayat tertinggi. “Kebanyakan pendaki sudah menyiapkan mentalnya untuk melihat pemandangan itu ketika melintas” imbuhnya.

Kemudian pada tahun 2017, tentara Nepal mengeringkan Danau Imja yang berada di dekat gunung Everest karena kapasitas air terus naik dan lelehan gletsernya berbahaya. Es menjadi lebih hangat dari perkiraan yakni -3,3 derajat celcius, lebih hangat 2 derajat celcius dari rata-rata suhu per tahun akibat pemanasan global tersebut.

Baca Juga : Kemenkes Sebut Robot Operasi Bedah Jarak Jauh "Robotic Telesurgery" Di RI Bisa Mulai 2025

Mengevakuasi mayat dari Everest juga butuh biaya tinggi, sekitar USD 30.000 – USD 130.000, lebih mahal jika dibanding dari ongkos mendaki, selain itu, juga tidak mudah mengangkut mayat ke bawah. “Salah satu evakuasi terbesar ialah ketika mengangkut dari ketinggian 8.700 meter di dekat puncak, jasadnya beku dan seberat 150 kg, dan itu harus dievakuasi dari tempat yang sulit dari ketinggian tersebut” tutur Ang Tshering Sherpa.

Selain sulit dan mahal, urusan mayat di Everest sangat personal, “Sebagian besar pendaki ingin mayatnya ditinggal saja di gunung jika mereka mati, jadi jika mayatnya dipindah, dianggap sebagai perbuatan yang tidak menghargainya, kecuali jika harus dipindah dari rute pendakian atau permintaan langsung dari keluarganya” jelasnya.

Gunung Everest meski memiliki medan yang sulit untuk didaki dan punya suhu ekstrim tetap tidak mengurangi minat para pecinta gunung untuk menguasai puncaknya, namun tentu wajib mengutamakan keselamatan dan memastikan fisik dalam kondisi sehat sebelum memulai mendakinya.