Fahd A Rafiq: Politik Panjat Pinang, Gambaran Perlombaan Kekuasaan yang Makin Menggila di Nusantara

Fahd A Rafiq kritik fenomena "politik panjat pinang" sebagai perebutan kekuasaan penuh ambisi di Indonesia, berharap perubahan nyata demi kepentingan rakyat.

Fahd A Rafiq: Politik Panjat Pinang, Gambaran Perlombaan Kekuasaan yang Makin Menggila di Nusantara
Fahd A Rafiq: Politik Panjat Pinang, Gambaran Perlombaan Kekuasaan yang Makin Menggila di Nusantara. Gambar : Istimewa

BaperaNews - Politik Indonesia kini diibaratkan sebagai "politik panjat pinang," sebuah perlombaan menuju puncak kekuasaan yang sarat ambisi dan penuh tantangan. Fahd A Rafiq, Ketua Umum DPP BAPERA, menyampaikan analogi ini dalam pidatonya di Jakarta, Rabu (30/10).

Menurutnya, seperti lomba panjat pinang, pertarungan politik bukan sekadar perebutan kemenangan, tetapi merupakan cerminan ambisi, keberanian, dan keteguhan para pemainnya dalam menghadapi persaingan yang makin sengit.

"Di atas tanah yang dipenuhi sorak-sorai, berdiri tiang licin, simbol ambisi untuk mencapai puncak kekuasaan. Inilah gambaran politik panjat pinang di Indonesia,” ungkap Fahd A Rafiq.

Ia menekankan bahwa di arena politik, aturan bisa berubah tanpa terduga, dan persaingan semakin tajam seiring dengan upaya para politisi mengejar posisi. 

"Politik ini penuh intrik; para pemain berebut, kadang jatuh bangun, bahkan menendang demi bertahan di puncak," lanjutnya.

Menurut mantan Ketua Umum PP-AMPG ini, politik panjat pinang tidak hanya mencerminkan ambisi pribadi, tetapi juga menampilkan permainan strategi yang memperlihatkan bagaimana relasi antar politisi dapat berubah drastis.

"Di sini, sahabat bisa berubah menjadi musuh, dan janji hanya sebatas pijakan sementara. Sekali terpeleset, seseorang bisa jatuh keras, terlupakan di dasar,” ujar Fahd.

Praktik politik panjat pinang ini, lanjut Fahd, menjadi tontonan rakyat yang ada di bawah. Bagi masyarakat yang kurang memahami dunia politik, drama yang dipertontonkan kadang terlihat membingungkan.

Namun, bagi para politisi, permainan ini sudah dipahami sebagai hal yang lumrah, dan mereka telah terbiasa dengan alurnya. 

“Di atas tiang licin ambisi ini, setiap langkah naik menjadi simbol kemenangan sementara, setiap genggaman lebih erat, dan jatuh menjadi risiko besar yang siap dihadapi,” paparnya.

Fahd, yang juga mantan Ketua Umum DPP KNPI, menegaskan bahwa dalam praktik politik ini, para politisi sering kali rela mengorbankan prinsip, etika, bahkan hubungan demi kekuasaan.

“Ambisi dalam politik panjat pinang menampilkan wajah permainan bertahan, di mana etika kadang terabaikan. Prinsip demokrasi yang ideal sering kali dilupakan, karena bagi para pemain, yang penting adalah mencapai puncak,” tambahnya.

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Pengguna TikTok di Dunia Paling Banyak dari Indonesia, Tapi Senjata Propaganda Paling Berbahaya

Ia menyebut bahwa perlombaan ini menggambarkan realitas politik Indonesia saat ini, di mana persaingan mencapai puncak kekuasaan begitu ketat, dengan taktik yang kadang mengorbankan kepentingan rakyat.

Dalam pernyataannya, Fahd juga mengungkapkan ironi bahwa ketika seorang politisi mencapai puncak, yang lainnya sering terjatuh, namun tetap bangkit dan terus berjuang. 

"Namun, sering kali kemenangan ini hanya bermakna untuk pribadi atau kelompok tertentu," katanya.

Lebih lanjut, Fahd menekankan perlunya perubahan dalam aturan permainan politik yang berlaku, agar praktik politik panjat pinang ini tidak hanya menjadi perebutan kekuasaan semata.

"Hadiah di puncak tiang ini harus mencerminkan amanah, bukan sekadar kepuasan pribadi. Harapan rakyat harus menjadi prioritas utama, bukan hanya semboyan ambigu yang sering disuarakan," ungkapnya.

Sebagai mantan Ketua Umum GEMA MKGR, Fahd mengungkapkan bahwa di balik layar, para elite politik sering kali berkoalisi demi strategi, memainkan emosi publik demi keuntungan pribadi. Rakyat, yang seharusnya diwakili, justru kerap diabaikan.

"Di panggung politik, rakyat hanyalah penonton yang menanti aksi berikutnya, tanpa bisa berbuat banyak ketika janji kampanye ditukar dengan kepentingan pribadi," jelasnya.

Ironisnya, lanjut Fahd, masyarakat yang seharusnya menjadi pihak yang diperjuangkan haknya, justru kerap menjadi pihak yang paling dirugikan dalam politik panjat pinang ini. Seperti penonton lomba panjat pinang, masyarakat hanya bisa bersorak tanpa memiliki kuasa atas apa yang terjadi.

“Yang di bawah, berharap ada yang benar-benar membawa perubahan nyata,” ujarnya.

Fahd menyampaikan harapannya bahwa suatu saat nanti, panjat pinang politik ini akan membawa pemimpin yang tidak hanya ingin mencapai puncak, tetapi juga memiliki hati untuk memberikan yang terbaik bagi rakyat.

"Kita ingin melihat para pemimpin yang mencapai puncak dengan membawa perubahan nyata, bukan sekadar kepuasan pribadi," tutup Fahd, yang saat ini juga menjadi dosen di negeri jiran.

Baca Juga : Ketum DPP Bapera, Fahd A Rafiq : Melihat Sisi Positif Kepemimpinan Lee Kwan Yew

Penulis : ASW