Fahd A Rafiq Menyatakan Kolaborasi Global dan Langkah Strategis Adalah Kunci Hadapi Perubahan Iklim

Presiden Indonesia menggarisbawahi urgensi langkah konkret dan kerja sama global dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Fahd A Rafiq Menyatakan Kolaborasi Global dan Langkah Strategis Adalah Kunci Hadapi Perubahan Iklim
Fahd A Rafiq Menyatakan Kolaborasi Global dan Langkah Strategis Adalah Kunci Hadapi Perubahan Iklim. Gambar : Dok.Istimewa

BaperaNews - Presiden Indonesia menegaskan pentingnya kolaborasi global dan langkah strategis dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Hal itu disampaikannya dalam kuliah umum di Stanford University, San Francisco, baru-baru ini.

Menurut Presiden Indonesia, tanpa kerja sama dan aksi nyata dari semua pihak, keberlanjutan dan keselamatan bumi tidak dapat dijamin. Apalagi, isu perubahan iklim dan transisi energi kini menjadi tantangan mendesak di tengah situasi dunia yang tidak menentu.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyatakan bahwa saat ini Indonesia harusnya tidak hanya melakukan tindakan komunikatif namun juga melakukan tindakan konkret.

“Indonesia pastinya tidak hanya bergerak secara komunikatif, tapi juga bertindak konkret mengatasi masalah ini,” Ujar Fahd A Rafiq, Sabtu (18/11).

Ia menyebutkan, hingga 2022 Indonesia telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 91,5 juta ton dan menekan laju deforestasi hingga 104 ribu hektare. Rehabilitasi hutan juga dilakukan di areal seluas 77 ribu hektare, ditambah restorasi hutan mangrove 34 ribu hektare dalam setahun.

Namun, Presiden Indonesia menyadari tantangan transisi energi di negara berkembang masih besar, terutama terkait transfer teknologi dan pendanaan. Menurutnya, hasil transisi energi harus berupa energi terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Ia pun mengkritik pendanaan iklim selama ini dinilai masih berjalan seperti bisnis konvensional, bukan bersifat konstruktif membangun bagi negara berkembang. Padahal, skema pendanaan iklim semestinya tidak membebani negara berkembang.

Dalam langkah transisi energinya, Indonesia baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung terbesar di Asia Tenggara berkapasitas 192 MW di Waduk Cirata, Jawa Barat. Nantinya, Ibu Kota baru yang dibangun juga dirancang sebagai kota cerdas ramah lingkungan dengan energi terbarukan.

“Transisi energy yang saat ini akan dilakukan diharapkan bagi kita semua masyarakat Indonesia dari berbagai macam lapisnya dapat merasakan dampak akan adanya hal tersebut.” Ujar Fahd A Rafiq, Sabtu (18/11).

Dengan aksi nyata dan kebijakan inovatif yang dilakukan pemerintah, Indonesia ingin mengajak semua pihak bersama-sama bertanggung jawab menjaga bumi. Kolaborasi global dan dukungan teknologi serta pendanaan yang konstruktif sangat dibutuhkan negara berkembang.

Karena pada akhirnya, masalah perubahan iklim dan pemanasan global merupakan tanggung jawab bersama umat manusia. Hanya dengan kesadaran kolektif dan aksi nyata dari berbagai elemen, bumi yang kita cintai ini bisa diselamatkan demi keberlanjutan generasi mendatang.

Penulis : Ahmad G