Fahd A Rafiq : Mari Kita Kampanyekan Perdamaian Dunia

Fahd A Rafiq selaku Ketua Umum DPP Bapera mengejar generasi milenial untuk mengkampanyekan perdamaian dunia dan persatuan global.

Fahd A Rafiq : Mari Kita Kampanyekan Perdamaian Dunia
Fahd A Rafiq menyuarakan perdamaian dan persatuan global. Gambar : Pixabay.com/Dok. Pixel2013

Ahmad Sofyan (Kontributor) - Pada pertemuan KTT G20 yang digelar selama dua hari 15 - 16 November 2022 di Nusa Dua, Bali, Indonesia selalu menyuarakan perdamaian dan persatuan global, serta memberikan solusi untuk menghentikan perang Rusia - Ukraina. Sebab, konflik tersebut akan berdampak ke seluruh dunia yang sangat mengganggu stabilitas banyak negara.

Sesuatu hal yang ditakutkan oleh Jokowi selama ini ternyata benar, sebab KTT G20 Bali yang seharusnya membahas spesifik persoalan ekonomi, namun jadi tertutup dengan persoalan geopolitik dunia. Pada pertemuan tersebut, Amerika sangat mendominasi saat rapat, sehingga ada rapat darurat terbatas di G7 di sela-sela KTT G20. 

“Amerika serikat (AS), Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis jadinya ada rapat di dalam rapat,” ucap Fahd A Rafiq di Jakarta pada Rabu (16/11).

Saat Zoom pertama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin G20 untuk mengadopsi rencana formula perdamaian 10 poin dan mengakhiri perang secara adil dan berdasarkan pada Piagam PBB serta hukum internasional. Disisi lain, Menlu Rusia Sergei Lavrov membalas pernyataan tersebut dengan menuduh Ukraina mengulur-ulur konflik. 

“Jika dilihat dari jauh, sebenarnya drama politik dunia sedang dimainkan, sebab perang akan mengakibatkan perubahan yang signifikan. Apalagi yang mengejutkan adalah drama pandemi Covid-19 yang merenggut banyak nyawa saudara-saudara kita baik di dalam maupun luar negeri,” imbuh Fahd A Rafiq. 

Fahd A Rafiq menambahkan, “Sebelum dunia di restart ulang menuju sistem baru, maka harus ada perang dulu, dan perlu diingat USA adalah negara yang gemar menciptakan musuh. Musuh itu harus diciptakan, karena setelah perang akan ada terobosan-terobosan baru dan perubahan yang signifikan pada era milenial saat ini”. 

“Seperti halnya yang pernah saya bahas sebelumnya, China dan AS pasti akan bertemu dan benar saja 2 jam pertemuan khusus antara Menkeu AS Janet Yellen dengan Gubernur bank sentral China Yi Gang. Sebab, perang dagang kedua negara tersebut sudah masuk tahap hampir klimaks,” sambungnya. 

Fahd A Rafiq melihat Indonesia sebagai pencetus gerakan Non-Blok yang tetap berada dalam posisi netral dengan tujuan untuk menghindari konfrontasi. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq Singgung Politik Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas 2045

Hasil pembahasan pada KTT G20 Bali memiliki beberapa poin penting diantaranya yaitu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin G20 termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping untuk mengadopsi formula perdamaian 10 poin.

Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Joe Biden membahas hubungan bilateral hanya membahas soal perdagangan dan keamanan, lalu Rishi Sunak bertemu mitranya dari India di KTT dan menetapkan skema pertukaran professional dan Rishi Sunak keturunan Hindia ini juga direncanakan Xi jinping untuk hubungan yang jujur dan konstruktif. 

Disisi lain WTO (World Trade Organization) memperingatkan beberapa ekonomi utama berisiko ke dalam lubang resesi karena adanya perang Rusia Ukraina, seperti meningkatnya biaya makan, bahan bakar, melonjaknya inflasi dan mengaburkan prospek global. 

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pada KTT G20 Bali didominasi dengan tema Geopolitik. Karena persoalan Geopolitik berdampak pada sistem ekonomi dunia.

“Maka dari poin tersebut penting dilakukan untuk perdamaian dunia dan persatuan global yang disuarakan keras oleh Presiden Joko Widodo. Jadi, mari suarakan perdamaian dunia, apapun, bagaimanapun caranya untuk kemaslahatan umat manusia” tutup Fahd A Rafiq.

Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)