Erick Thohir Jamin Harga Tiket Pesawat Lebih Murah, Ada Apa?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjamin harga tiket pesawat akan lebih murah karena ada beberapa rencana yang akan dilakukan.

Erick Thohir Jamin Harga Tiket Pesawat Lebih Murah, Ada Apa?
Erick Thohir Jamin Harga Tiket Pesawat Lebih Murah, Ada Apa?. Gambar : Instagram/@erickthohir

BaperaNews - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memastikan bahwa rencana penggabungan atau merger antara dua anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yaitu Citilink Indonesia dan Pelita Air, dapat membawa dampak positif terhadap harga tiket pesawat.

Erick Thohir meyakini bahwa melalui penggabungan ini, harga tiket pesawat dapat ditekan sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat.

Menurut Erick Thohir, kompleksitas industri penerbangan saat ini menjadi salah satu faktor penyebab mahalnya harga tiket pesawat. Hal ini terkait dengan penurunan jumlah armada penerbangan akibat pandemi Covid-19. Jumlah armada sebelum pandemi mencapai 750 unit pesawat, sementara saat ini hanya tersisa 450 unit pesawat.

"Makanya tiketnya mahal. Karena itu kita mendorong yang namanya merger atau penggabungan Pelita dan Citilink, supaya kita punya kekuatan untuk menyeimbangkan harga tiket," ujar Erick Thohir dalam keterangan resminya di Jakarta pada Rabu (13/12).

Erick Thohir menegaskan bahwa mahalnya tiket pesawat bukan karena ketidakmampuan pihak terkait, tetapi lebih sebagai dampak pasca pandemi yang belum pulih sepenuhnya.

"Jadi bukan karena kita tidak capable. Tapi memang pasca covid ini belum balik," tambahnya.

Terkait dengan jadwal dan proses merger antara Citilink dan Pelita Air, Erick Thohir meminta kesabaran. Menurutnya, proses penggabungan usaha seperti ini memerlukan waktu yang tidak dapat dikerjakan dengan cepat.

"Ada proses. Yang namanya merger, Pelindo itu dari 4 jadi 1 Pelindo butuh 2,5 tahun. Kan ini Angkasa Pura baru bicara tahun ini. Perlu waktu 3 bulan lagi untuk bisa punya satu standarisasi airport," jelasnya.

Baca Juga : Waduh! Kemenhub Sebut Tiket Pesawat Bakal Makin Mahal

Wakil Menteri BUMN, yang akrab disapa Tiko, memberikan jaminan bahwa Pelita Air tidak akan hilang pasca merger dengan Citilink. Ia menyebut bahwa brand Pelita Air akan tetap eksis, dan pasca merger, Pelita Air akan menyasar segmentasi pasar kelas menengah, sedangkan Citilink akan berfokus pada pasar di bawahnya.

"Oh enggak, kita nggak hilang. Brand-nya masih hidup. Jadi kita justru senang dengan brand Pelita Air supaya sama Citilink ada dua brand yang di kelas menengah dan LCC (Low Cost Cartier/maskapai penerbangan bertarif rendah)," jelasnya.

Terkait rencana merger Pelita Air dan Citilink, Kementerian BUMN sedang berdiskusi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk memindahkan lisensi dan armada Pelita Air kepada Citilink. Tiko mengungkapkan bahwa rencana ini masih dalam tahap diskusi dan belum ditetapkan secara resmi.

Pada penghujung September 2023, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menyatakan bahwa kepastian mengenai merger ini akan diputuskan pada Desember 2023.

Irfan menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak akan diambil dengan terburu-buru, melainkan melibatkan pertimbangan keuangan, hukum, dan aspek karyawan.

Keputusan merger ini diharapkan dapat selesai sebelum akhir tahun 2023. Irfan berharap bahwa melalui kolaborasi ini, Garuda Indonesia dan Pelita Air dapat bersaing lebih efektif di pasar penerbangan.

Diskusi dan pertemuan rutin antara Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah terbaik bagi kedua perusahaan BUMN tersebut.

Baca Juga : Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Pemerintah Akan Tambah Maskapai Penerbangan