Harga Tiket Pesawat Melonjak, Bisakah Disubsidi? Simak Penjelasan Sandiaga Uno
Sandiaga Uno menyampaikan pemerintah tidak mungkin melakukan subsidi tiket pesawat lantaran melihat kondisi keuangan negara saat ini yang tidak mencukupi.
BaperaNews - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan pemerintah tidak mungkin melakukan subsidi tiket pesawat lantaran melihat kondisi keuangan negara saat ini yang tidak mencukupi.
Sandiaga Uno menilai untuk bisa mensiasati mahalnya tiket pesawat yakni dengan mengoptimalkan anggaran yang ada.
“Kita mengerti bahwa subsidi, kondisi keuangan pemerintah belum memungkinkan, jadi kita optimalkan anggaran yang ada," ujar Sandiaga ditemui usai menghadiri Indonesia Retail Summit 2022 di Gedung Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat (15/8).
Sandiaga Uno menyampaikan kini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam menyikapi mahalnya harga tiket pesawat. Terlebih lagi menjelang masa liburan akhir tahun.
"Harga tiket mahal ini yang harus kita sikapi dengan penuh kewaspadaan dan kebijaksanaan, karena memasuki nanti saat akhir tahun, masyarakat liburan dan peak season ini harus diberikan solusi harga tiket yang lebih terjangkau," tuturnya.
Sandiaga juga mengatakan saat ini sudah ada beberapa maskapai yang menambah kapasitas pesawatnya. Hal ini diharapkan dapat terealisasikan pada Kuartal III atau IV-2022.
Baca Juga : Kemenhub Undur Kenaikan Tarif Ojek Online
Pemerintah sendiri menargetkan jumlah perjalanan wisatawan domestik tahun ini akan mencapai 550 juta orang. Sandiaga Uno optimis bisa mencapai target tersebut meski berada di tengah dinamika naiknya harga tiket pesawat.
"Iya masih sangat positif, masih sangat optimis karena kita melihat dari data-data yang masuk ke kita, karena penentuan mereka berwisata itu bukan hanya harga, jadi karena keinginan dalam dua tahun ini berwisata tersalurkan. Jadi, salah satu yang menjadi consideration (pertimbangan) itu memang harga tiket, tapi tidak semuanya dari harga tiket," imbuhnya.
Sandiaga Uno menjelaskan salah satu syarat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ada pada penanganan pandemi Covid-19.
Faktor utamanya adalah vaksinasi termasuk booster yang angkanya masih di bawah 50%.
"Jadi langkah pemerintah untuk mensyaratkan booster untuk para pelaku perjalanan ini sangat penting dalam penanganan pandemi," tuturnya.
Baca Juga : Pertalite Dianggap Langka, Pertamina Sebut Masih Kirim Sesuai Kebutuhan