Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh Stabil di Tengah Tantangan Global, Fahd A Rafiq: Kita Harus Tetap Berada Pada Titik Ekonomi Stabil
Pada kuartal ketiga tahun 2023, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Meski dihadapkan pada berbagai tantangan global, termasuk konflik geopolitik di Timur Tengah, pengetatan kebijakan moneter di negara maju, perlambatan ekonomi global, dan perubahan iklim, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa selama kuartal ketiga tahun 2023.
Pada periode tersebut, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94% (year-on-year) atau 5,05% (quarter-on-quarter). Capaian ini menunjukkan ketahanan ekonomi yang impresif di tengah ketidakpastian global.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyatakan bahwa tantangan ditengah konflik global ini pastinya akan berpengaruh pada beberapa lini perekonomian namun tetap harus bertahan di kondisi yang baik.
“Dengan adanya konflik saat ini yang banyak tengah terjadi di dunia pastinya akan berdampak pada perekonomian dunia juga, namun Indonesia harus tetap bisa bertahan ditengah adanya konflik yang terjadi di dunia saat ini.” Ujar Fahd A Rafiq, Rabu (8/11).
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjaga kualitas dan daya beli masyarakat dengan menjalankan kebijakan anti-inflasi dan pemberian insentif ekonomi. Fokus pada permintaan domestik, terutama dalam sektor perumahan, menjadi strategi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di jangka pendek.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga didorong oleh sejumlah faktor positif, termasuk konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,06% (year-on-year) berkat inflasi yang terkendali. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami peningkatan sebesar 5,77% (year-on-year), mencerminkan aktivitas investasi dan pembangunan infrastruktur yang kuat.
“Saya selalu berharap bahwa Indonesia dapat bertahan di era konflik saat ini yang berpengaruh pada beberapa pasar dunia, namun kita juga harus siap dengan berbagai macam kondisi yang ada. Semoga tidak ada kenaikan harga apapun.” Ujar Fahd A Rafiq, Rabu (8/11).
Meskipun ekspor mengalami penurunan sebesar 4,26% (year-on-year) akibat perlambatan ekonomi di mitra dagang utama Indonesia dan harga komoditas ekspor yang rendah, hampir seluruh sektor usaha tumbuh positif. Sektor manufaktur dan industri pengolahan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi, tumbuh sebesar 5,2% (year-on-year).
Peningkatan pertumbuhan ekonomi juga merata di seluruh pulau di Indonesia, dengan Pulau Jawa mendominasi kontribusi terhadap PDB sebesar 57,12%. Peningkatan peran ekonomi juga terlihat di Sumatera, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta mengambil tindakan untuk mendukung sektor perumahan dan meningkatkan ekspor.
Penurunan harga komoditas ekspor dan ketidakpastian global menjadi tantangan, tetapi pemerintah terus berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil. Langkah-langkah fleksibel dan strategi insentif ekonomi menjadi fokus pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Penulis : Ahmad G