Fahd A Rafiq Bicara Soal Peringatan Rusia Tentang Perang Nuklir Jika Situasi Makin Rumit
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq memberikan tanggapan mengenai peringatan Rusia yang ingin perang nuklir jika situasi semakin rumit.
BaperaNews - Konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia menangguhkan partisipasi dalam perjanjian START Baru - sebuah perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2010 yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan Rusia dan AS.
Rusia bisa membatalkan artisipasinya dalam Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START). Kini Presiden Vladimir Putin menjadikan senjata nuklir sebagai salah satu pilihan mempertahankan diri di tengah agresi militernya di Ukraina yang berlangsung dan tampak mengalami kebuntuan.
Ketum DPP Bapera Fahd A Rafiq, memberi tanggapan perihal konflik invasi Moskow ke Ukraina, yang makin memanas, dan kini Rusia tengah terlihat mengalami kebuntuhan, menurutnya ini akan berdampak besar untuk Dunia jika terjadinya perang antara konflik Rusia-Ukraina, Rusia dikabarkan akan menjadikan senjata nuklir sebagai salah satu pilihan mempertahankan diri ditengah konflik, ini merupakan ancaman yang akan menimbulkan perang Dunia 3.
“Ancaman ini merupakan sangat serius untuk dunia, konflik yang makin memanas, dan Rusia tengah terlihat mengalami kebuntuhan, Rusia akan menjadikan nuklir sebagai salah satu pilihan mempertahankan diri ditengah agresi militernya di Ukraina, ini perlu dicatat, karena hal tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan Perang Dunia ke 3.” Ujar Ketum DPP Bapera Fahd A Rafiq (16/6/2023).
Menurutnya, langkah Rusia untuk menjadikan senjata nuklir sebagai alat mempertahankan diri, dapat berdampak besar kepada negara lain disekitar daerah konflik yang terjadi atau dunia juga akan berdampak dari bahayanya senjata nuklir tersebut. Dunia harus membantu untuk mengakhiri konflik kedua negara yang sedang berlangsung.
“Dunia segera membantu untuk meredakan konflik yang sedang terjadi yang sudah berlangsung pada tahun 2022 hingga sekarang antara Rusia dan Ukraina, karena semakin hari konflik tersebut semakin besar, dan sudah memakan banyak korban jiwa dari kedua negara tersebut, ancaman Rusia yang akan menggunakan senjata nuklir dalam agresi ini, ini ancaman yang sangat serius untuk dunia.” Tutup Fahd A Rafiq.
Senjata nuklir taktis dimaksudkan untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Senjata ini memiliki jangkauan yang relatif pendek dan hasil yang jauh lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal balistik antarbenua yang mampu melenyapkan seluruh kota.
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir pada 2022. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan AS yang hanya memiliki 5.428.
Penulis : Fachrul Nopendra