Fahd A Rafiq Mendukung Langkah Indonesia dan Belanda untuk Menangani Sampah Plastik dengan Inovasi Biodegradable
Kemitraan Indonesia dan Belanda berfokus pada inovasi yang mengubah sampah plastik menjadi produk biodegradable.
BaperaNews - Setelah menandatangani Nota Kesepahaman di Hannover Messe 2023, Kementerian Perindustrian Indonesia terus mendukung perusahaan industri dalam menerapkan kesepakatan yang dicapai selama pameran teknologi industri tersebut. Salah satu kerjasama yang ditindaklanjuti adalah antara perusahaan dalam negeri dan perusahaan Belanda.
Delegasi dari Indonesia melakukan kunjugan ke salah satu perusahaan Belanda yang memiliki pusat riset dan pengembangan atau biasa disebut Research and Development di Inggris, Delegasi Indonesia menyaksikan proses inovatif yang mengubah limbah tanaman menjadi bahan yang dapat terurai secara alami.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyatakan bahwa salah satu cara Indonesia agar dapat menangani masalah sampah dan juga mewujudkan ide inovasi adalah melakukan kunjungan pekerjaan.
Setelah menandatangani Nota Kesepahaman di Hannover Messe 2023, Kementerian Perindustrian Indonesia terus mendukung perusahaan industri dalam menerapkan kesepakatan yang dicapai selama pameran teknologi industri tersebut. Salah satu kerjasama yang ditindaklanjuti adalah antara perusahaan dalam negeri dan perusahaan Belanda.
Delegasi dari Indonesia melakukan kunjugan ke salah satu perusahaan Belanda yang memiliki pusat riset dan pengembangan atau biasa disebut Research and Development di Inggris, Delegasi Indonesia menyaksikan proses inovatif yang mengubah limbah tanaman menjadi bahan yang dapat terurai secara alami.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq menyatakan bahwa salah satu cara Indonesia agar dapat menangani masalah sampah dan juga mewujudkan ide inovasi adalah melakukan kunjungan pekerjaan.
“Kunjungan kerja ke perusahaan di Inggris ini merupakan salah satu cara Indonesia dalam mewujudkan idenya.” Ujar Fahd A Rafiq, Selasa (24/10).
Kerja sama ini diharapkan akan memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam produksi produk biodegradable, sejalan dengan upaya mencapai Sustainable Development Goals dan target Net Zero Emissions (NZE). Indonesia juga memiliki target untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70% pada tahun 2025 dan mencapai keadaan bebas sampah plastik pada tahun 2040.
Sebagai implementasi dari Nota Kesepahaman, perusahaan dalam negeri dan perusahaan Belanda mendirikan pusat keunggulan. Lembaga ini akan menjadi pionir dalam mengubah plastik menjadi bahan yang sepenuhnya alami dan terurai secara hayati. Dengan menggabungkan keahlian teknik dan inovasi bahan, lembaga ini akan mendidik generasi pemimpin industri di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam produksi produk biodegradable.
“Manfaat dari pengubahan plastik menjadi sesuatu yang sepenuhnya alami yang bermanfaat ini merupakan salah satu hasil dari penggabungan teknik serta inovasi yang akan menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki produk biodegradable.” Ujar Fahd A Rafiq, Selasa (24/10).
CEO perusahaan Belanda menyoroti signifikansi strategis dari kemitraan ini, yang mendukung visi Indonesia dalam mengatasi masalah sampah plastik. Perusahaan tersebut memanfaatkan bahan nabati 100% alami yang ramah lingkungan. Kolaborasi ini juga berpotensi membuka peluang untuk fasilitas manufaktur baru yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja yang ramah lingkungan.
Penulis : Ahmad G