Driver Ojol yang Ngaku Dijebak Polisi Antarkan Sabu Kini Minta Maaf
Seorang driver ojol asal Lampung meminta maaf setelah viral terkait kasus pengantaran narkoba jenis sabu dari oknum polisi.
BaperaNews - Baru-baru ini, dunia media sosial kembali dihebohkan dengan kasus seorang driver ojek online (ojol) yang mengantarkan narkoba berjenis sabu. Kejadian ini melibatkan dugaan penjebakan oleh oknum polisi yang meminta driver ojol tersebut untuk mengantarkan paket yang ternyata berisi narkoba.
Kasus ini sempat menarik perhatian publik, namun yang lebih mengejutkan lagi adalah permintaan maaf yang disampaikan oleh sang driver setelah sempat melaporkan kejadian ini ke Badan Narkotika Nasional (BNN).
Kasus ini bermula ketika Makmuri, seorang driver ojol asal Telukbetung Timur, Provinsi Lampung, menerima pesanan untuk mengantarkan paket yang diklaim berisi baju bayi ke daerah Kemiling, tepatnya di Perumahan Bumi Karomah Jaya.
Namun, Makmuri merasa ada yang aneh dengan paket tersebut. Paket yang diterimanya tampak lusuh dan mencurigakan. Merasa tidak tenang, Makmuri memutuskan untuk membuka paket tersebut bersama teman-temannya di pangkalan ojek. Ternyata, dugaan Makmuri benar, paket tersebut berisi plastik berisi sabu-sabu.
Merasa khawatir dengan temuan tersebut, Makmuri segera melaporkan kejadian ini ke BNN Provinsi Lampung. Bersama dengan petugas BNN, Makmuri menuju alamat tujuan pengiriman untuk melakukan penggerebekan.
Namun, sesampainya di lokasi, tidak ada seorang pun yang bisa ditemukan, sehingga penggerebekan tersebut gagal. Makmuri kemudian mencurigai bahwa ia mungkin menjadi korban penjebakan oleh oknum polisi setelah mengecek kontak pemesan melalui aplikasi get contact.
Baca Juga: Diduga Dijebak Oknum Polisi Antar Paket Sabu, Driver Ojol Langsung Lapor BNN
Kasus ini langsung viral di media sosial, terutama setelah Makmuri mengklaim bahwa ia telah dijebak oleh oknum polisi untuk mengantarkan paket narkoba tersebut. Namun, situasi menjadi lebih rumit ketika pihak BNN memberikan pernyataan yang berbeda.
Pada Jumat, (26/8), Kabid Brantas BNN Provinsi Lampung, Kartoyo, menyebutkan bahwa peristiwa ini merupakan bagian dari proses undercover buy yang sedang diselidiki oleh BNN. Namun, pada hari berikutnya, Kepala BNN Provinsi Lampung, Brigjen Budi Wibowo, membantah adanya penjebakan terhadap Makmuri.
Ia menjelaskan bahwa seorang oknum polisi telah diamankan sebagai tersangka, dan tes urinenya menunjukkan hasil positif.
Tidak lama setelah kasus ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, Makmuri kembali muncul dengan sebuah video klarifikasi yang diunggah oleh akun X @Heraloebss.
Dalam video berdurasi 45 detik tersebut, Makmuri menyampaikan permintaan maaf kepada netizen dan pihak BNN serta aparat penegak hukum lainnya.
Ia mengakui bahwa isu penjebakan oleh oknum polisi ternyata tidak benar karena oknum yang bersangkutan telah diproses secara hukum dan menjadi tersangka.
"Sebelumnya saya meminta maaf kepada netizen yang telah membaca maupun mendengar berita keterangan dari saya tentang adanya isu jebakan dari pihak oknum Polisi ternyata itu tidak benar karena oknum yang bersangkutan telah diproses secara hukum dan menjadi tersangka," ucap Makmuri dalam video tersebut.
Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada BNN Provinsi Lampung dan aparat penegak hukum atas kesalahpahaman yang beredar di media.
Klarifikasi ini menimbulkan reaksi beragam dari netizen. Banyak yang merasa bahwa permintaan maaf tersebut terkesan dipaksakan.
Beberapa netizen, seperti akun @falahyogi dan @teamphan95, merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam klarifikasi tersebut. Mereka menduga bahwa Makmuri mungkin diintimidasi atau dipaksa untuk meminta maaf.
"Pasti ini di ancam, gua rasa sih iya tuhh," komentar dari akun @vyowiz51.
"Berbau intimidasi nih," timpal akun @bantalkusam_id.
Baca Juga: Driver Ojol di Gresik Pamerkan dan Onani di Depan Emak-emak