Disiksa Hingga Ditelanjangi Senior Saat Diksar, Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Minta Keadilan
Mahasiswa dari UIN Raden Fatah Palembang inisial ALP meminta keadilan kepada pihak berwenang usai menjadi korban kekerasan seniornya saat pelaksanaan Pendidikan Dasar (Diksar).
BaperaNews - Mahasiswa UIN Raden fatah Palembang berinisial ALP (19) mengaku disiksa seniornya ketika menjalani kegiatan ospek Diksar (Pendidikan Dasar) UKMK (Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus) Litbang.
ALP menceritakannya di sebuah video yang kini viral di media sosial, ia mengaku menjadi korban kekerasan seniornya. “Saya adalah korban kekerasan Diksar UKMK Litbang, hari ini (3/10), saya menyatakan saya dikeroyok, disiksa, disundut api rokok, hingga ditelanjangi” ujarnya.
ALP memohon pihak berwenang agar mengusut tuntas pelaku pengeroyokan terhadapnya. ALP juga menjelaskan video sebelumnya yang ia mengaku menyebar hoax, itu karena tekanan dari seniornya.
“Terkait video saya yang sebelumnya, video tersebut dibuat dengan paksaan dari pihak panitia, oleh sebab itu saya minta keadilan pada pihak yang berwenang” lanjutnya.
Sebelumnya MM (50), ibu dari Mahasiswa UIN Raden fatah Palembang (ALP) tersebut membuat pengakuan bahwa anaknya dipaksa seniornya mengakui video hoax, padahal anaknya telah dipukuli hingga babak belur, video juga dibuat dengan wajah ALP diberi bedak agar bekas memarnya tidak terlihat.
“Anak saya itu dipaksa, wajahnya dipakaikan bedak biar tidak nampak memar, video dibuat setelah anak saya dipukuli. Karena mereka jadikan video itu bukti kalau anak saya menyebar hoax, padahal tidak” tuturnya.
Usai kasus kekerasan tersebut heboh, pihak kampus membentuk tim investigasi. Ketua Tim Investigasi, Kun Budianto menyebut timnya akan mengumpulkan seluruh fakta yang ada ketika dilaksanakan Diksar di Bumi Perkemahan Gandus Palembang.
Baca Juga : Santri Dibakar Senior Saat Tidur Usai Tolak Kumpulkan HP
“Saat ini, tim kami masih mendalami fakta, siapa yang jadi dalang dalam kasus ini, siapa saja pelakunya yang terlibat, dan motif pengeroyokannya, termasuk meminta keterangan dari para terduga pelaku” terangnya.
Akibat tindak kekerasan yang dialaminya, ALP kini harus menjalani perawatan intensif di RS Hermina Jakabaring. Kuasa hukum ALP, Sigit, menilai apa yang dilakukan para pelaku berlebihan, korban mengalami luka memar di mata, pipi, dan hampir seluruh tubuh, hal ini juga membuat korban trauma kembali ke kampus.
“Kami melaporkan tindak pidana pengeroyokan yang dialami oleh ALP, kami juga minta pihak kampus harus tegas, memberhentikan pelaku sebagai mahasiswa, jangan cuma sanksi administrasi saja” ujarnya.
Untuk motifnya, diduga karena korban membocorkan dugaan pungli yang dilakukan seniornya. Lokasi Diksar dijadwalkan di Pulau Bangka, anggota diminta bayar Rp 300 ribu, namun lokasi kemudian diubah ke Palembang.
“Tidak hanya bayar uang, calon anggota baru juga diminta bawa sembako tambahan, tapi pada hari pelaksanaan, justru dibawa ke Bumi Perkemahan Gandus” terangnya.
Sedangkan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Supriadi mengaku masih mendalami laporan ALP. “Kita akan periksa korban dan meneliti laporannya dulu” pungkasnya.
Baca Juga : Wanita Depok Ditikam dan Ditusuk di Leher, Pelaku Diduga Teman Dekat