Dipukul hingga Dipaksa Minum Urin, Farhat Abbas Menangis dengar Kesaksian Aldi di Sidang PK Saka Tatal
Sidang lanjutan PK Saka Tatal di PN Cirebon menyajikan kesaksian Aldi Renaldi tentang penyiksaan brutal yang dialaminya.
BaperaNews - Sidang lanjutan Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, Selasa (30/7) menjadi momen penuh emosi. Kesaksian dari Aldi Renaldi, adik terpidana kasus Vina dan Eky, yakni Eka Sandi, membuat Farhat Abbas, kuasa hukum Saka Tatal, tak kuasa menahan air mata.
Aldi Renaldi, sepupu dari Saka Tatal, menceritakan pengalamannya saat ditangkap terkait kasus Vina dan Eky yang terjadi pada 2016 silam. Aldi mengaku bahwa ia ditangkap tanpa surat penangkapan oleh Iptu Rudiana, ayah kandung Eky, di dekat SMPN 11 Cirebon saat sedang membeli bensin bersama Saka Tatal.
"Saya beli bensin sama Saka, sampai di SMPN 11 ada polisi, ditangkap langsung dipukuli," kata Aldi dalam kesaksiannya di sidang pada Selasa (30/7).
Setelah ditangkap, Aldi dibawa ke kantor polisi dan mengalami penyiksaan brutal. Ia dipukul, diinjak, dan diperlakukan layaknya binatang.
Aldi menceritakan detail penyiksaan yang dialaminya saat di kantor polisi. Ia dipukuli oleh Iptu Rudiana dan rekan-rekannya selama hampir 24 jam. Aldi bahkan dipaksa untuk mengakui pembunuhan yang tidak dilakukannya.
"Suruh ngaku. 'Kamu ngaku aja, ngaku, ngaku'. Ya sayanya gak tahu apa-apa ya bilang terus gak tahu, gak tahu," ungkap Aldi.
Penyiksaan yang dialami Aldi tidak hanya berupa pukulan, tetapi juga perlakuan yang sangat tidak manusiawi. Matanya dibalsem, tubuhnya dipenuhi darah, dan ia bahkan dipaksa untuk minum segelas besar urin.
Baca Juga: Pegi Setiawan Bebas, Hasil Sidang Praperadilan Dikabulkan
"Udah mau nyampe penjara aja saya dipukulin sama gembok, baru mau masuk itu. Habis gembok saya diminumin air kencing satu gelas gede, semua harus minum," terang Aldi dengan suara bergetar.
Mendengar kesaksian Aldi, Farhat Abbas dan tim kuasa hukum Saka Tatal tidak bisa menahan air mata. Beberapa kali Farhat Abbas menundukkan kepala dan mengusap air matanya dengan tisu.
"Kamu lihat kakak kamu juga disiksa?" tanya Farhat Abbas sambil menangis.
"Disiksa pak, semua disiksa. Namanya rambut juga dibakar pak," sahut Aldi lirih.
Kesaksian ini semakin menguatkan dugaan bahwa para terpidana kasus Vina Cirebon adalah korban salah tangkap dan penyiksaan oleh oknum polisi.
Penangkapan Aldi terjadi pada 31 Agustus 2016 sekitar pukul 16.30 WIB, empat hari setelah kematian Vina dan Eky. Aldi menjelaskan bahwa ia dan para terpidana lainnya disiksa secara brutal oleh polisi selama hampir 24 jam.
"Setengah 6 (sore) sudah dipukul sampai jam 12 malam masih dipukul," ujarnya.
Aldi juga mengungkapkan bahwa ia, Saka Tatal, dan yang lainnya dipaksa untuk minum urin.
"Saya minum (air kencing) satu gelas. Saka satu gelas, semua satu gelas," ungkap Aldi kembali menangis.
Aldi berharap kesaksiannya dapat membantu membebaskan para terpidana yang ia yakini adalah orang-orang baik yang dijadikan tumbal oleh pihak berwenang.
"Ya intinya mah maunya semua pulang pak. Orang-orang nggak tahu, datang-datang kita buat tumbal," jelas Aldi.
Tangis Aldi pun pecah mengingat kejadian kelam yang menimpanya delapan tahun silam. Kesaksian ini menyoroti perlakuan kejam yang diterima oleh para terpidana kasus Vina Cirebon dan menjadi momen penuh haru di persidangan.
View this post on Instagram
Baca Juga: Hotman Paris Ajak Pegi Setiawan Makan Ramen Usai Batal jadi Tersangka