Daya Beli Masih Rendah, Jelang Puasa Harga Bahan Pokok Sudah Tinggi

Sebulan menjelang puasa sejumlah harga barang pokok seperti minyak goreng, tempe tahu, daging sapi hingga gas elpiji dikabarkan terus merangkak naik. Simak berita lengkapnya!

Daya Beli Masih Rendah, Jelang Puasa Harga Bahan Pokok Sudah Tinggi
Ilustrasi Pasar Kebutuhan Pokok. Gambar: Pixabay.com

BaperaNews - Sebulan menjelang bulan Ramadhan, sejumlah harga bahan pokok merangkak naik. Terutama dari kebutuhan dapur seperti minyak goreng, tempe tahu, daging sapi hingga gas elpiji non subsidi. Padahal daya beli masyarakat yang disinyalir masih bakal lesu akibat pandemi Covid-19, tidak membuat Kementerian Perdagangan RI tenang-tenang saja dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok menjelang datangnya bulan ramadhan 2021.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pihaknya bakal terus menjaga ketersediaan dan kestabilan bahan pokok menjelang datangnya bulan puasa tersebut.

"Walau ada perkiraan daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya, kita perlu mengambil langkah antisipatif untuk memastikan ketersediaan harga dan kebutuhan pokok ini stabil," kata Oke dalam Diskusi Panel Ketersediaan dan Stabilisasi Harga Bapok secara virtual, Jumat (5/3/2021).

Langkah menjaga kestabilan harga pangan ini penting kata Oke, karena ditakutkan harga bahan pokok tiba-tiba naik menjelang bulan puasa, seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kita ingin antisipatif karena potensi kenaikan harga jelang bulan puasa bisa saja terjadi, meski daya beli masyarakat masih belum pulih," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Sea Labs Indonesia, Buka Peluang 1000 Talenta Teknologi Lokal Jadi Berkelas Global

Apalagi saat ini, kata dia, kondisi iklim yang tidak menentu, dengan adanya banjir dan bencana alam lainnya, sehingga antisipati ketersediaan dan stabilisasi harga perlu dilakukan.

"Kita menghadapi cuaca atau iklim yang dapat mengganggu produksi dan distribusi di dalam negeri," katanya.

Oke mengungkapkan, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir berhasil menjaga stok dan stabilitas harga kebutuhan pokok.

Pada periode 2019 hingga 2020, misalnya, hal tersebut dinilai berjalan sangat baik karena seluruh pihak telah berkolaborasi untuk mengantisipasi ketersediaan dan stabilisasi harga.

Berdasarkan data Kemendag, Oke mengungkapkan pada 2019 hingga 2020, inflasi pada bulan puasa dan Lebaran kurang dari satu persen. Selain itu, inflasi volatile food pada Ramadan dan Lebaran 2021 mendekati 2 persen. 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi sudah memastikan pasokan barang kebutuhan pokok untuk menghadapi Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri di seluruh wilayah terkendali dengan harga terjangkau pada bulan Februari lalu.

"Pasokan bahan pokok tersedia di seluruh wilayah Indonesia untuk satu setengah bulan ke depan. Meskipun terdapat beberapa kendala terkait distribusi, khususnya di wilayah terluar Indonesia untuk komoditas minyak goreng," kata Lutfi dalam keterangannya dikutip dari Tribun Bisnis, Sabtu (18/2/2022).

Namun, seperti yang diketahui harga bahan pokok saat ini di situasi menjelang puasa ternyata naik, terutama harga minyak goreng yang sangat tinggi dan barangnya langka.

Masyarakat berharap ada upaya tindak lanjut dari pemerintah untuk segera mencari solusi atas permasalahan yang terjadi menginat bulan puasa semakin dekat.

Baca Juga: Partai-Partai Koalisi Pemerintah Pasang Badan Menanggapi Isu Pemilu 2024 Ditunda, Bela Jokowi?