Anak Yatim di Banyuwangi Dibully Teman Sekelas, Tubuh Korban Lebam

Seorang siswa kelas 6 mengalami bullying oleh teman sekelasnya, tubuh korban mengalami lebam di sekujur tubuh dan bahkan muntah-muntah usai pulang sekolah.

Anak Yatim di Banyuwangi Dibully Teman Sekelas, Tubuh Korban Lebam
Anak Yatim di Banyuwangi Dibully Teman Sekelas, Tubuh Korban Lebam. Gambar : Liputan6.com

BaperaNews - Kasus perundungan atau bullying terjadi di Banyuwangi, kali ini menimpa seorang siswa kelas 6 di SDN Mojopanggung berinisial G. G diduga menjadi korban penganiayaan oleh teman-temannya, yang terungkap melalui unggahan video di akun Facebook sang tante, Zivana Silvie.

Dalam video tersebut, G terlihat menjadi korban pengeroyokan oleh teman-teman sekelasnya. Sang tante, Silvi, memberikan keterangan dalam unggahan tersebut, menegaskan bahwa zaman sekarang bukan lagi zaman senyap-senyapan, terutama ketika ada bukti nyata seperti video penganiayaan ini.

Silvi juga menceritakan bahwa pihak sekolah melarang penyebaran video penganiayaan tersebut dengan alasan menjaga nama baik sekolah yang akan menjadi perwakilan Indonesia di turnamen karate tingkat dunia.

Meski demikian, Silvi menolak permintaan tersebut karena tidak dapat menerima penderitaan keponakannya yang mengalami lebam di sekujur tubuh dan bahkan muntah-muntah usai pulang sekolah.

Keponakan Silvi mengalami dua kali peristiwa penganiayaan, pertama kali dalam perkelahian satu lawan satu dan kedua kalinya dalam pengeroyokan di kelas.

Baca Juga : Bocah SD di Bekasi Alami Bullying Tragis Berujung Amputasi Kaki

Pelaku telah meminta maaf setelah insiden pertama, tetapi situasi kembali memanas dengan fitnah dan pengeroyokan setelahnya. Sang tante mengecam ketidak intervensi tenaga pendidik yang seharusnya meredakan konflik di sekolah.

Dalam video bullying yang beredar, terlihat G mengerang kesakitan akibat pukulan bertubi-tubi, sementara guru dan staf sekolah tidak tampak datang untuk mengatasi situasi. Beberapa siswa terlihat tertawa setelah melakukan pemukulan, memperburuk kondisi.

Menanggapi insiden tersebut, Silvi dan keluarganya berencana melaporkan kejadian ini ke polisi untuk mencari keadilan bagi keponakannya. Mereka juga ingin memberikan pelajaran kepada sekolah agar kasus serupa tidak terulang di tempat lain.

"Cukup sampai di keponakan saya. Jangan ada lagi kasus serupa di Banyuwangi," tegas Silvi di akhir video. 

Baca Juga : Kembali Terjadi, Siswa di Pontianak Dibully Temannya Secara Sadis