Alasan Kenapa Warga Korea Selatan Enggan Punya Anak
Krisis populasi terjadi di Korea Selatan, mengingat banyaknya anak muda tidak mau menikah bahkan sampai tidak ingin punya anak.
BaperaNews - Mungkin kalian semua pernah nonton drama Korea yang selalu punya kisah indah disetiap akhir cerita. Siapa sangka di dalam kehidupan nyata warga Korea Selatan tidak terlihat sama di drakor.
Krisis populasi terjadi di Korea Selatan, mengingat banyaknya anak muda tidak mau menikah bahkan sampai tidak ingin memiliki hubungan dengan perempuan atau laki-laki.
Diketahui angka kelahiran bayi di Korea Selatan terus menurun dari tahun ke tahun. Mengutip dari Korea Times, jumlah bayi yang lahir di negara tersebut turun drastis sebanyak 8,8 persen pada bulan Mei 2022 dibandingkan sebelumnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa populasi di Korea Selatan mengalami penurunan tajam kelahiran bayi, bahkan sentuh rekor terendah untuk tiap bulan Mei sejak 1981.
Penurunan angka kelahiran di Korea Selatan tidak menunjukan adanya kekurangan uang pada pasangan, namun karena banyak anak muda menunda atau enggan menikah. Mereka berpikir jika menikah pastinya akan memiliki bayi, sehingga mereka enggan saat sedang di tengah perlambatan ekonomi.
Berikut Alasan - Alasan Warga Korea Selatan Enggan Punya Anak :
1. Alasan pertama
Membuat warga Korea Selatan enggan mempunyai anak karena harga perumahan di Korsel tinggi, ditambah dengan perubahan norma sosial tentang pernikahan.
2. Alasan kedua
Membesarkan anak, para pasangan yang sudah menikah tidak hanya mau memberikan makan dan tempat tinggal, namun kompetensi ke dunia sosial. Mereka tidak mau asal-asalan tapi para orang tua Korsel berusaha supaya anaknya mendapatkan pendidikan terbaik, strata sosial tinggi, dan kebutuhan yang layar agar bisa bersaing di masyarakat.
Baca Juga : Menular Lewat Cairan, Benarkah Bisa Terinfeksi Hepatitis Lewat Ciuman?
Orang tua menjamin anak mendapatkan fasilitas nomor satu bukanlah hal mudah. Orang tua Korea Selatan sering merasa bersalah jika kelak nanti anak-anaknya gagal dalam berprestasi, karena itu mereka enggan mau punya anak.
3. Alasan yang terakhir
Beban kehidupan dan pekerjaan yang tinggi di Korea Selatan. Dilihat bahwa masalah finansial bukanlah menjadi masalah utama melainkan beban kerja. Budaya kerja keras dengan jam yang panjang dengan didedikasi kepada pekerjaan mempengaruhi warga Korsel enggan menikah dan punya anak, menyebabkan angka kelahiran menurun.
Angka kelahiran bayi terus menurun dari tahun ke tahun. Mengingat Korea Selatan mengalami gelombang Omicron (Covid-19) pada bulan Maret, dengan kasus harian mencapai lebih dari 620.000 pada satu titik. Tingkat kematian akibat pandemi Covid-19 mencapai 28.859 dalam preriode Mei.
Jumlah rata-rata anak yang dikandung wanita di Korea Selatan juga alami titik terendah yakni sebesar 0,81 tahun lalu, turun dari 0,84 tahun lalu. Hal tersebut menandai tahun keempat berturut-turut tingkat kesuburan wanita berada di bawah 1 persen.