Bak Krisis 98, Warga Prancis Jarah Toko Nike hingga Apple Store
Kematian remaja bernama Nabel yang ditembak oleh polisi memicu kerusuhan dan penjarahan di Prancis. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Terjadi kerusuhan besar di Prancis, toko-toko di sepanjang kota dijarah bak krisis. Kerusuhan bukan terjadi karena masalah keuangan maupun politik, namun dipicu kemarahan warga usai seorang remaja laki-laki bernama Nabel (17) tewas ditembak aparat kepolisian hanya karena diduga melanggar lalu lintas.
Tewasnya Nabel membuat ribuan warga turun ke jalan menuntut tindakan aparat kepolisian tersebut hingga berujung rusuh Prancis. Sementara polisi yang terlibat telah ditahan, belum diungkap sebab jelas terjadinya penembakan, berhubungan dengan kondisi yang mengancam nyawa atau tidak.
Pihak keamanan Prancis turunkan lebih dari 45.000 polisi untuk amankan kota dan atasi para pendemo. Lebih dari 400 orang ditangkap. Kerusuhan Prancis meluas sejak hari Jumat (30/6). Massa bahkan lakukan penjarahan di toko-toko besar seperti Nike dan Zara yang mengakibatkan 14 orang ditangkap.
Penjarahan di Prancis memecah jendela toko di pusat perbelanjaan sepanjang rue de Rivoli. Sedangkan di Montreuli, ratusan pemuda menyerang pusat makanan McDonalds dan apotek yang menjadi tempat warga membeli obat. Tempat sampah di jalanan juga dibakar di luar balai kota. Polisi menembakkan gas air mata untuk usir massa rusuh Prancis.
Aksi rusuh Prancis dibalas massa dengan melempar kembang api ke arah polisi. Mobil di Sevran juga dibakar. Kerusuhan Prancis yang terekam menunjukkan banyaknya kebakaran di berbagai kota Prancis, termasuk di halte bus dan trem di Lyon.
Baca Juga : Pemuda Prancis Dibui 18 Tahun Usai Bakar Kekasih yang Hamil
Imbas dari kerusuhan ini, sedikitnya 3 kota di Prancis seperti Clamart, Paris, dan Compiegne memberlakukan jam malam penuh. Terlebih banyaknya laporan bahwa tindakan massa jauh lebih meningkat di malam hari.
Pengacara dari polisi yang menembak korban kemudian meminta maaf pada keluarga korban.Korban telah dimakamkan pada hari Minggu (2/7) di tengah kerusuhan dan penjarahan di Prancis yang menjadi-jadi. Meski sudah ada permintaan maaf, massa tidak mengurangi aksinya. Kerusuhan terus terjadi. Warga dihimbau untuk tidak keluar rumah jika tidak ada hal mendesak.
“Kata pertama yang dia (pelaku polisi yang menembak korban) ialah minta maaf dan kata terakhir yang ia ucapkan ialah minta maaf pada keluarga” kata Laurent, pengacara pelaku polisi.
Pemerintah Prancis menyebut tindakan massa ini sesuatu yang tidak bisa ditoleransi, tidak bisa menyelesaikan sesuatu dengan cara kekerasan yang beresiko jatuhkan lebih banyak korban seperti ini, semua dihimbau untuk tenang dan ikuti saja proses hukum yang ada untuk tentukan titik terangnya.
Baca Juga : Fenomena Unik di Prancis: Warga Diminta Hidup Damai Dengan Tikus