Ternyata Lomba Makan Kerupuk Miliki Sejarah, Ini Dia Sejarahnya!
Hari Kemerdekaan Indonesia identik dengan melakukan berbagai macam lomba salah satunya, lomba makan kerupuk. Ternyata, lomba makan kerupuk memiliki sejarah kelam.
BaperaNews - Menjelang Hari Kemerdekaan (HUT RI), biasanya masyarakat mengadakan berbagai macam lomba yang unik-unik, salah satunya adalah lomba makan kerupuk. Setiap tahun, lomba makan kerupuk pasti selalu di adakan.
Seperti namanya, lomba ini dilakukan dengan cara kerupuk digantung di atas kepala lalu kerupuk tersebut dimakan hingga habis, tidak boleh menggunakan tangan. Namun, lomba makan kerupuk tidak hanya untuk bersenang-senang saja, ternyata lomba makan kerupuk ini memiliki sejarah kelam dan memiliki filosofi tersendiri.
Mau tau apa sejarah lomba makan kerupuk? Yuk simak sejarah lomba makan kerupuk!
Sejarah lomba makan kerupuk
Diketahui, perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan melakukan berbagai macam perlombaan muncul pertama kali pada 1950-an. Tujuannya adalah dengan adanya lomba makan kerupuk ini bisa menghibur masyarakat Indonesia yang lelah usai adanya peperangan.
Meskipun saat itu sudah merdeka, kondisi negara yang belum kondusif mengharuskan rakyat untuk mengangkat senjata demi mempertahankan kemerdekaan RI. Sebab itulah rakyat Indonesia hampir tidak punya waktu untuk merayakan dan menyemarakkan HUT RI.
Baca Juga : Tak Hanya Seru, Ada Sejarah Dan Makna Di Balik Lomba 17 Agustus
Hingga pada 1950-an, ketika kondisi politik dan keamanan negara mulai kondusif, barulah perlombaan dan acara merah lainnya di gelar sebagai wujud syukur atas kemerdekaan yang sudah digenggam.
Adapun lomba makan kerupuk bertujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat di kondisi memprihatinkan ketika masa peperangan. Dimana saat itu, kerupuk menjadi lauk utama masyarakat kaum menengah kebawah.
Kerupuk makanan kaum menengah kebawah
Siapa sih yang tidak tahu kerupuk? tidak nikmat rasanya kalau makan tidak pakai kerupuk. Dan masyarakat Indonesia tentunya sudah mengenal kerupuk sejak lama.
Diketahui, nama kerupuk sudah ditulis dalam naskah Jawa Kuno sebelum abad ke-10 Masehi. Kerupuk merupakan makanan pelengkap andalan warga Indonesia, khususnya pada era 1930-an hingga 1940-an.
Pada era itu, krisis ekonomi sedang menyerbu Indonesia. Harga bahan pokok melonjak tinggi dan tidak bisa dicapai oleh masyarakat menengah kebawah.
Nah disaat itulah kerupuk menjadi salah satu makanan yang bisa dijangkau untuk dikonsumsi masyarakat menengah kebawah. Kerupuk terkenal sebagai makanan rakyat kecil di masa peperangan, membantu rakyat untuk mengusir lapar yang melanda perut mereka.
Baca Juga : Sejarah Dan Makna Bendera Merah Putih Indonesia
Karena tidak ada pilihan lain, di masa krisis ekonomi saat itu masyarakat menengah kebawah kembali menjadikan kerupuk sebagai makanan pokok untuk bertahan hidup.
Kerupuk sebagai simbol keprihatinan
Keterikatan kerupuk dengan masyarakat memang tidak bisa di pungkiri lagi. Walaupun pada saat itu makan kerupuk adalah hal yang biasa, tetapi tidak pada masa peperangan.
Keberadaan kerupuk pada saat itu juga sebagai penyelamat sekaligus simbol keprihatinan. Perang dan kebijakan tanam paksa membuat warga harus menjadikan kerupuk sebagai satu-satu nya lauk yang bisa dikonsumsi.
Diketahui, saat itu masyarakat hanya mempunyai tepung singkong untuk dijadikan sebagai bahan pangan yang terjangkau. Mereka pun mengolahnya, mencetak, menjemur, dan menggorengnya hingga menjadi kerupuk untuk dimakan menemani sepuncut nasi.
Oleh karena itu, tradisi lomba makan kerupuk hingga kini tidak pernah punah, karena kerupuk adalah makanan pilihan di masa peperangan. Siapa yang sangka kan ternyata lomba kerupuk memiliki sejarah yang kelam. Kerupuk juga membantu masyarakat untuk bisa bertahan hidup hingga sekarang.
Baca Juga : Unik Dan Spesial! 11 Tradisi Saat Perayaan 17 Agustus Dari Berbagai Daerah Indonesia
Baca Juga : Sejarah Dan Manfaat Lomba Balap Bakiak Saat 17 Agustus