Siap-Siap! Harga Bitcoin Diprediksi Akan Jatuh Ke Level Terendah

Harga aset kripto untuk Bitcoin diprediksi akan jatuh mencapai harga terendah. Para investor sudah mencapai titik terendah sejak kripto kehilangan lebih dari 60% nilai tertingginya.

Siap-Siap! Harga Bitcoin Diprediksi Akan Jatuh Ke Level Terendah
Harga Bitcoin diprediksi akan jatuh ke level terendah. Gambar : Unsplash.com/Dok. Kanchanara

BaperaNews - Harga aset kripto diprediksi akan jatuh mencapai harga terendah. Dalam beberapa bulan terakhir ini, pasar kripto sudah menghapus hampir US$ 2 triliun atau setara dengan Rp 29.640 triliun (kurs Rp 14.820).

Diketahui, investor sudah mencapai titik terendah untuk Bitcoin sejak kripto kehilangan lebih dari 60% nilai tertingginya yang saat itu hampir mencapai US$ 69.000 pada November 2021. 

Dilansir dari CNBC, Jumat (26/8), aktivitas penambang Bitcoin dinyatakan bisa memberikan investor petunjuk kemana arah Bitcoin selanjutnya. 

Selama penurunan di pasar, harga Bitcoin yang tergencet bisa membuat banyak penambang tidak menguntungkan untuk melanjutkan operasi. Mereka kemudian menjual beberapa Bitcoin supaya tetap bertahan, dengan mematikan rig penambangan untuk menghemat uang. 

Salah satu bukti bahwa para penambang Bitcoin mematikan mesin mereka, terlihat dari tingkat hash yang memang mengalami penurunan. Sejak Mei 2022, saat pasar kripto mulai menjual, tingkat hash rata-rata 30 hari turun lebih dari 7% dan pada satu titik mengalami penurunan 10%. 

Baca Juga : Harga Tiket Pesawat Mahal, Sandiaga Uno Sarankan Masyarakat Lewat Jalur Darat

Tingkat hash itu dipakai oleh investor kripto untuk mencoba mencari tahu kapan harga Bitcoin akan turun. Lantaran kapitulasi dan guncangan para penambang sering bertautan dengan tahap akhir siklus Bitcoin. 

“Kalau secara historis, kapitulasi di pasar pertambangan cenderung sangat sesuai dengan dasar pasar secara keseluruhan,” ujar Analis Aset Digital di Coin Shares, Matthew Kimmell.

Berdasarkan informasi dari CoinMarketCap, harga Bitcoin terlihat melemah dari 0,75% ke level US$ 21.413,19. Lalu harga Ethereum (ETH) juga ikut melemah dari 1% menjadi US 1,662,65, dan Tether menguat 0,01% menjadi US$ 1,00. 

Namun, menurut analisa dari Luno dan Arcane Research, pasar kripto hingga saat ini masih dalam kondisi yang kurang menentu. Terlebih lagi, kondisi makro ekonomi global yang juga terus berubah setiap waktu. 

“Pasar saat ini masih dalam kondisi yang kurang menentu dan biasanya harga terendah dari pergerakan pasar yang saat ini memerlukan waktu relatif lama untuk terbentuk. Maka dari itu, kami bisa melihat harga Bitcoin masih berpotensi mengalami penurunan dalam kurun waktu kedepan,” kata  Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager Luno di Indonesia.

Baca Juga : Harga Telur Ayam Tembus Rp 31 Ribu Per Kg, Kemendag Ungkap Alasannya