Ternyata Ini Penyebab Harga Telur Semakin Mahal

Kepala Bapanas Arief Prasetyo menyampaikan beberapa penyebab harga telur ayam di Indonesia melambung tinggi mencapai Rp 32.00 per kg.

Ternyata Ini Penyebab Harga Telur Semakin Mahal
Penyebab Harga Telur Semakin Mahal. Gambar : Antara Foto/Dok. Yulius Satria Wijaya

BaperaNews - Harga telur ayam di Indonesia sedang melambung tinggi mencapai Rp 32.00 per kg.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengungkap mahalnya harga telur ayam ini karena mahalnya harga pakan ayam sehingga menyebabkan peternak telur harus menaikkan dagangan telur ayamnya agar tetap bisa mendapat untung dan menjalankan operasional usaha.

Penyebab harga telur mahal ini tentu masuk akal demi keberlangsungan para pengusaha peternak telur.

Saat ini harga pakan ayam naik menjadi Rp 6.000 per kg dari sebelumnya Rp 5.000 per kg. Jagung ialah harga pakan ayam yang naik tersebut dimana pakan jagung diberikan kepada ayam mencapai 50-55% dari total porsi makan ayam per harinya.

“Naiknya harga telur ayam ini karena harga pakan ayam juga baik, kenaikan harga jagung ini sampai Rp 6.000 per kg dari sebelumnya Rp 5.000 per kg. Jagung diberikan pada ayam sebesar 50-55% dari total pakan” tutur Arief pada Rabu (31/5).

Sedangkan harga jagung naik karena pasokan berkurang jelang panen raya.

“Seperti biasa pilihannya ada 2, mau kita impor terus harga jagung jatuh dan petani jagungnya kasihan atau kita beri kesempatan pada petani jagung tapi peternak ayamnya yang babak belur” imbuhnya.

Arief menyebut solusi dari masalah ini memang membingungkan karena berdampak satu sama lain. Jika pemerintah impor jagung untuk turunkan harga pakan ayam bisa saja, namun petani jagung jadi kasihan karena berkurang dagangannya.

Baca Juga : Terungkap! Ini Penyebab Harga Telur Ayam Naik

Sedangkan jika harga jagung dibiarkan naik seperti saat ini peternak ayamlah yang kerepotan karena bahan baku usahanya naik harga dan mereka terpaksa menaikkan harga jual telur ayamnya.

“Jadi harga ayam dan telur itu berbanding lurus dengan harga jagung, kalau harga jagung turun, harga ayam dan telur ayam bisa dikendalikan” terangnya.

Maka menurut Arief, cara terbaik untuk mengatasi hal ini ialah pemerintah membantu masyarakat yang kesulitan pangan misalnya pemerintah telah memberi bantuan pangan telur dan daging ayam kepada masyarakat miskin yang berhak menerima.

Hal ini juga berdampak baik untuk peternak telur yang terpaksa menaikkan harga telur ayamnya karena dagangan mereka jadi bisa lebih laku diborong oleh pemerintah dan petani jagung pun tetap laku jagungnya tetap dibeli oleh peternak.

Harga telur ayam itu mungkin Rp 27.000 bisa di bawah bisa di atas. Kalau Rp 32.000 di Blitar tidak mungkin, tapi Rp 32.000 di Sumatera Utara mungkin, di Aceh dan di Jakarta juga mungkin. Di pasar induk lebih murah, di supermarket lebih mahal” pungkas Arief.

Dengan mengetahui penyebab harga telur mahal di atas, diharapkan bisa membuat masyarakat lebih paham dan tidak hanya mengeluh saja.

Baca Juga : Harga Telur di AS Lebih Mahal Daripada Daging Sapi