Pekerja ini Meninggal Dunia Saat Bekerja Akibat Tak Dikasih Cuti Sakit
Seorang pekerja di Thailand meninggal dunia saat bekerja setelah tidak diberikan cuti sakit oleh manajernya.
BaperaNews - Seorang pekerja di Thailand, bernama May (30), meninggal dunia saat bekerja setelah tidak diberikan cuti sakit oleh manajernya, Sabtu (14/9). May merupakan karyawan di sebuah pabrik elektronik di Kawasan Industri Bang Pu, Samut Prakan, Thailand.
Menurut laporan dari Bangkok Post, May sempat pingsan saat bekerja hanya 20 menit setelah masuk, dan akhirnya meninggal akibat komplikasi penyakit usus.
May sebelumnya telah didiagnosis menderita radang usus besar dan mendapatkan cuti sakit selama empat hari, dari Kamis (5/9) hingga Senin (9/9), sesuai dengan surat keterangan dari dokter.
Meski telah menjalani perawatan di rumah sakit, kondisi May belum membaik saat kembali bekerja. Karena merasa kesehatannya terus menurun, May meminta tambahan cuti sakit pada Jumat (13/9).
Namun, manajernya menolak permintaan tersebut dan meminta May untuk kembali bekerja, kecuali jika ia bisa menyertakan surat keterangan sakit yang baru.
Khawatir kehilangan pekerjaannya, May akhirnya tetap masuk bekerja meskipun kondisinya masih sangat lemah. Sayangnya, setelah hanya bekerja selama 20 menit, May pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga : Karyawan EY Meninggal Dunia, Diduga Karena Lelah Terlalu Banyak Kerja
May sempat menjalani operasi darurat, namun akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (14/9) akibat necrotising enterocolitis, sebuah penyakit serius yang menyebabkan peradangan dan kematian jaringan usus.
Kasus pekerja meninggal tersebut memicu reaksi publik yang luas setelah berita tentangnya menyebar di media sosial. Tangkapan layar yang diunggah di Facebook oleh seorang teman kerja May menggambarkan kronologi kejadian yang dialaminya, dan banyak komentar negatif ditujukan kepada perusahaan tempat May bekerja karena dianggap tidak memberikan cuti sakit yang layak.
Pihak perusahaan tempat May bekerja, Delta Electronics Thailand, mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun Facebook mereka pada Senin (16/9).
Dalam pernyataan tersebut, perusahaan menyatakan kesedihan mendalam atas kehilangan rekan kerja mereka dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga May.
"Kami sangat sedih atas kehilangan ini dan akan melakukan yang terbaik untuk mendukung keluarga selama masa sulit ini," tulis Delta Electronics dalam pernyataannya.
Ayah May, Amarin (55), turut angkat bicara mengenai kematian putrinya. Amarin menjelaskan bahwa putrinya didiagnosis menderita kolitis ulseratif, sebuah penyakit radang usus kronis yang menyebabkan peradangan pada usus besar dan rektum.
May, menurut ayahnya, adalah seorang pekerja keras yang berusaha menghidupi keluarganya melalui pekerjaan di pabrik elektronik tersebut. Namun, Amarin mengaku tidak mengetahui pabrik tempat putrinya bekerja secara spesifik.
Baca Juga : Keluarga Ungkap Kejanggalan atas Kematian Karyawan PT BBS, Polres Mahulu: Ada Memar di Kepala