Keluarga Ungkap Kejanggalan atas Kematian Karyawan PT BBS, Polres Mahulu: Ada Memar di Kepala

Kasus kematian misterius JA di Mahulu masih belum terungkap. Keluarga korban curigai adanya keterlibatan perusahaan dalam kejadian ini.

Keluarga Ungkap Kejanggalan atas Kematian Karyawan PT BBS, Polres Mahulu: Ada Memar di Kepala
Keluarga Ungkap Kejanggalan atas Kematian Karyawan PT BBS, Polres Mahulu: Ada Memar di Kepala. Gambar : Dok. Kaltimpost

BaperaNews - Kematian seorang karyawan PT Borneo Bhakti Sejahtera (BBS) bernama JA (38) telah mengejutkan orang-orang terdekat, terutama keluarga korban.

Temuan mayatnya pada tanggal 3 Mei 2024 saat melakukan pengukuran lahan di Blok K48, Kampung Mamahak Besar, Kecamatan Long Bagun membuat kematiannya disebut janggal oleh pihak keluarga.

Proses penyelidikan oleh Polres Mahulu telah berlangsung selama empat bulan, namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai siapa pelaku dari kematian yang dianggap misterius ini.

Iptu Hadi Winarno, Kasat Reskrim Polres Mahulu, mengatakan bahwa dari sekitar 10 saksi yang diperiksa, tidak ada petunjuk yang mengarah ke pelaku.

"Dari saksi tersebut belum ada petunjuk yang mengarah ke siapa pelakunya," kata Iptu Hadi dalam penjelasannya pada Kamis, (19/9).

Hasil autopsi yang dilakukan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda menunjukkan dua kesimpulan mengenai penyebab kematian JA. Pertama, dia meninggal akibat kekerasan benda tumpul, dan kedua, karena mati lemas.

Dari hasil autopsi, terdapat beberapa temuan penting, yakni ada memar di bagian belakang kepala dan kulit tertekan oleh benda tumpul. Meskipun terdapat memar, tidak ditemukan tulang kepala yang retak atau luka signifikan lainnya.

Baca Juga: Sempat Hilang, Mayat Anak Perempuan Ditemukan Terlilit Lakban di Pantai Cihara Lebak

"Kesimpulan dari hasil autopsi itu yang pertama korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul. Kemudian kesimpulan yang kedua akibat mati lemas," jelas Iptu Hadi.

Salah satu kendala besar yang dihadapi oleh penyidik adalah banjir yang melanda Kabupaten Mahulu setelah penemuan korban. Banjir besar yang terjadi pada tanggal 13 hingga 16 Mei membuat jaringan internet, listrik, dan komunikasi lumpuh total selama sekitar satu bulan.

"Korban meninggal dunia tanggal 3 Mei kemudian tanggal 13, 14, 15, 16 di Kabupaten Mahulu mengalami musibah banjir besar sehingga jaringan internet, listrik, komunikasi lumpuh total selama kurang lebih 1 bulan," tambah Iptu Hadi.

Kondisi ini menghambat penyelidikan yang seharusnya berjalan lebih cepat.

Penyidik telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, termasuk pengajuan untuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ahli dan tracking terhadap tiga handphone milik saksi.

"Karena kita duga, awalnya dari 7 orang sama-sama akan melakukan pengukuran lahan yang akan dibebaskan," ucap Iptu Hadi.

Namun, tracking menunjukkan bahwa komunikasi di antara para saksi hanya terjadi sekali pada tanggal 25 Mei, yang menambah kebingungan dalam penyidikan.

Keluarga korban merasa ragu terhadap proses penyelidikan yang berjalan lambat ini dan mengindikasikan adanya kemungkinan keterlibatan pihak perusahaan dalam kejadian tragis tersebut. Mereka menuntut kejelasan mengenai kematian JA yang hingga kini masih menyisakan banyak tanda tanya.

"Keluarga korban mengindikasikan adanya keterlibatan perusahaan dalam kejadian tragis tersebut," ungkap Iptu Hadi, menjelaskan situasi yang dihadapi oleh pihak keluarga.

Baca Juga: Viral! Mayat Pria Ditemukan Mengapung di Situ Gintung