Ngaku Disekap, Wanita Sukabumi Tutupi Pekerjaan Open BO
Seorang wanita berinisial SM (23) asal Sukabumi ngaku disekap untuk tutupi pekerjaan Open BO.
BaperaNews - Seorang wanita PSK berinisial SM (23) asal Sukabumi mengarang cerita tentang menjadi korban penyekapan di sebuah kafe di Pangkalpinang.
Tujuan di balik cerita tersebut adalah untuk menutupi pekerjaannya dalam dunia prostitusi, khususnya layanan open BO (Booking Out) yang saat ini marak di beberapa kota termasuk Sukabumi dan Pangkalpinang.
"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa SM berbohong kepada orang tua dan tunangannya untuk menutupi pekerjaannya di kafe, dimana ia menemani tamu minum hingga terima open BO. Beberapa PSK lain juga mengakui layanan serupa di kafe tersebut." jelas Kompol Evry Susanto, Kasat Reskrim Polresta Pangkalpinang.
Pernyataan tersebut dibuat setelah Unit PPA Polresta Pangkalpinang berhasil menyelamatkan SM dari kafe yang disebutkan.
SM mencoba meyakinkan keluarganya dengan mengatakan bahwa dia telah dicekoki minuman keras, disekap oleh pemilik kafe, dan bahkan disuntik obat. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, cerita yang disampaikan SM kepada keluarganya ternyata adalah rekayasa.
"Sebenarnya tidak ada penyekapan seperti yang diceritakan SM. Alasan utama ia berbohong adalah karena kafe yang ia sebut ramai ternyata sepi, dan ia memiliki utang sebesar Rp 2 juta dengan pihak lain yang terkait dengan praktik prostitusi," ungkap Kasat Reskrim.
Baca Juga : Ketahuan Open BO Di MiChat, Perempuan Ini Gagal Tunangan
"Jika dia benar-benar disekap, tentu dia tidak akan bisa mengakses HP. Namun, kenyataannya dia masih bisa berkomunikasi." Kasat Reskrim menambahkan.
Sementara itu, setelah mendengar pengakuan terbaru dari SM, keluarganya sangat terkejut.
"Orang tua dan tunangan sempat kaget mendengar pengakuan SM (terbaru). Hal ini disampaikan anggota PPA kami ke orang tua SM setelah dilakukan pemeriksaan," kata Kompol Evry Susanto. Menanggapi hal tersebut, orang tua SM berniat untuk mencabut laporan dari Polres Kota Sukabumi.
SM tidak langsung bekerja di kafe Mentari 1 Teluk Bayur, Pasir Putih Kota Pangkalpinang. Setelah tiba di Pangkalpinang dari Bali, SM dijemput oleh sebuah aplikasi online yang dipesan oleh seorang mami bernama Shella dan dibawa ke kafe Parit 6 terlebih dahulu.
Namun, SM merasa tertipu karena kafe yang dijanjikan ramai ternyata sepi. "Di Teluk Bayur, SM sudah sempat menerima pesanan dari tamu atau pengunjung kafe sebanyak dua kali untuk layanan open BO," ungkap Kasat Reskrim.
Mengenai perihal kafe yang diduga menyediakan layanan open BO ini, polisi kini sedang giat melakukan penyelidikan mendalam.
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan waspada terhadap praktik open BO yang bisa menyebabkan berbagai risiko, termasuk kesehatan dan hukum.
Semua pihak, terutama generasi muda, diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang bahaya dan dampak negatif dari layanan PSK semacam ini.
Kepada orang tua, dianjurkan untuk selalu memantau aktivitas anak-anak dan memastikan mereka mendapatkan edukasi seksual yang sehat untuk mencegah terjerumus dalam dunia prostitusi.
Baca Juga : Menyedihkan, Kisah Siswi SMP Sidoarjo Dijerumus Oleh Ibu Temannya Jadi PSK