Pencipta Chat GPT Peroleh Rp 1,2 Triliun Per Bulan
Pencipta OpenAI ChatGPT-4, mendapatkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun per bulan.
BaperaNews - OpenAI, perusahaan di balik teknologi ChatGPT-4, mencatat pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun per bulan. Lonjakan pendapatan ini terjadi sejak peluncuran ChatGPT ke publik pada November tahun lalu.
Tidak hanya ChatGPT-4, namun versi-versi sebelumnya dari "OpenAI ChatGPT" juga telah mendapatkan apresiasi dari pengguna.
Dalam kurun waktu kurang dari setahun, kehadiran OpenAI ChatGPT dalam industri teknologi telah menarik perhatian banyak perusahaan.
Dilaporkan bahwa semakin banyak entitas bisnis yang mendaftarkan diri untuk menggunakan OpenAI ChatGPT, sehingga memperkuat dominasinya di pasar.
Mengacu pada kurs saat ini yang berada pada angka Rp 15.200 per dolar AS, OpenAI berhasil meraup lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,2 triliun dengan bantuan ChatGPT.
"OpenAI merogoh kocek US$ 540 juta tahun lalu demi mengembangkan ChatGPT," dilansir dari New York Post pada Kamis (31/8). Ini menunjukkan betapa seriusnya OpenAI dalam mengembangkan OpenAI ChatGPT untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Berdasarkan data terbaru pada Maret 2023, jumlah pengguna ChatGPT diperkirakan telah mencapai antara 1 hingga 2 juta pelanggan.
Dengan tarif langganan sebesar US$ 20 per bulan, penghasilan ChatGPT tampaknya menjadi salah satu pilar pendapatan utama bagi OpenAI.
Baca Juga : ChatGPT Gratiskan Fitur Berbayar
Namun, perlu dicatat bahwa rincian pasti dari keuntungan ChatGPT yang berasal dari langganan ini belum sepenuhnya diungkap oleh perusahaan.
Kemampuan teknologi chatbot ini dalam menghasilkan respons yang mirip dengan manusia telah membuatnya menjadi pilihan favorit di berbagai sektor industri.
Dari menulis kode hingga menyederhanakan layanan pelanggan, ChatGPT-4 menawarkan berbagai aplikasi yang berpotensi revolusioner.
Meskipun begitu, ada juga beberapa suara kritis yang menyuarakan kekhawatiran mereka tentang dampak teknologi OpenAI ChatGPT ini terhadap masyarakat, khususnya di pasar kerja.
Tidak dapat dipungkiri, pengaruh teknologi buatan OpenAI ini terasa begitu besar. Namun di saat yang sama, OpenAI pun harus siap menghadapi pengawasan ketat dari berbagai pihak.
Kritikus teknologi khawatir akan kemungkinan dampak negatif yang mungkin timbul akibat penggunaan teknologi chatbot canggih seperti ChatGPT-4.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa seiring dengan kemajuan teknologi, tanggung jawab etika juga harus tetap dijaga.
Dengan penghasilan ChatGPT yang terus meningkat, diharapkan OpenAI dapat terus meningkatkan inovasinya sambil memastikan bahwa teknologi yang mereka ciptakan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Baca Juga : Pengacara Ini Didenda Rp 75 Juta Usai Bikin Laporan Kasus Pakai Chat GPT