Mahasiswi Kedokteran Unair yang Tewas Dimobil Tinggalkan Surat Wasiat
Bernadette Caroline Angelica Harianto, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Unair meninggalkan surat wasiat. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Kasus meninggalnya Bernadette Caroline Angelica Harianto, mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) asal Kediri, Jawa Timur, masih menyisakan banyak tanda tanya. Namun, kuat dugaan bahwa kematian tragis mahasiswi berusia 22 tahun ini adalah akibat bunuh diri.
Kejadian itu berawal dari penemuan tubuh Bernadette di dalam mobil yang terparkir di halaman sebuah apartemen di Jalan H Anwar Hamzah, Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu (5/11) pagi.
Tubuh Bernadette terbungkus plastik dan diikat dengan lakban, dan ditemukan adanya selang yang terhubung dengan tabung gas helium. Tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau tanda-tanda barang yang hilang di tempat kejadian.
Kuat dugaan bahwa ini adalah kasus bunuh diri diperkuat oleh temuan dua surat wasiat yang ditulis dalam bahasa Inggris. Surat-surat tersebut ditujukan kepada keluarga, paman, saudara, dan teman-teman Bernadette. Surat-surat wasiat ini seakan menjadi catatan akhir Bernadette yang mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.
Baca Juga : Mahasiswi Unair Tewas di Mobil Dalam Keadaan Kepala Terbungkus
Dalam surat pertama yang ditujukan kepada ibu dan saudaranya, Bernadette menyampaikan terima kasih atas perlindungan yang selama ini diberikan oleh ibunya. Namun, ia mengungkapkan bahwa perlindungan tersebut terasa sia-sia baginya saat ini.
Ia mengungkapkan keinginannya untuk mengekspresikan kebebasan dan memilih nasibnya sendiri. Bernadette merasa bahwa ia tidak bisa melihat masa depan untuk dirinya dan menyatakan bahwa ini bukan kesalahan ibunya. Ia juga meminta maaf karena tidak dapat mencintai kembali dan melindungi ibunya.
Surat tersebut juga mencakup pesan untuk saudara-saudaranya. Bernadette mengungkapkan harapannya agar saudara-saudaranya tidak mengalami nasib yang sama dengannya. Ia merasa bahwa dirinya adalah seorang yang bodoh dan tak cerdas.
Ia merasa bahwa ia telah memberikan harapan palsu kepada mereka dan telah buta selama ini. Ia menyayangkan tidak memiliki motivasi dalam hidupnya dan merasa bahwa sudah terlambat.
Surat kedua ditujukan kepada paman dan sahabat-sahabatnya. Dalam surat tersebut, Bernadette berterima kasih kepada pamannya yang telah membantunya melihat sisi kejam dunia ini. Namun, ia merasa bahwa dirinya adalah seorang yang pengecut dan tidak bijaksana.
Ia mengakui bahwa ia adalah seorang yang lemah dan tidak memiliki motivasi serta melihat kegagalan. Ia berpesan kepada sahabat-sahabatnya agar bahagia selamanya dan meminta maaf karena ia merasa tidak dapat mengikuti mereka. Ia juga mengungkapkan rasa sayangnya kepada mereka.
Kematian Bernadette Angelica Harianto menyisakan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan siapa pun yang mengenalnya. Semoga kasus ini dapat memberikan peringatan penting tentang pentingnya mendengarkan dan memberikan dukungan kepada mereka yang mungkin merasa terlalu terbebani oleh hidup mereka.
Baca Juga : Pedagang Nasi Goreng Tewas Gantung Diri Gegara Sering Cekcok dengan Istri