Kritik Naturalisasi, Komisi X DPR: Indonesia Tidak Kekurangan Atlet Berbakat

Komisi X DPR kritik kebijakan naturalisasi PSSI, menilai Indonesia tak kekurangan atlet berbakat dan mendorong fokus pada pembinaan pemain lokal.

Kritik Naturalisasi, Komisi X DPR: Indonesia Tidak Kekurangan Atlet Berbakat
Kritik Naturalisasi, Komisi X DPR: Indonesia Tidak Kekurangan Atlet Berbakat. Gambar : riaunews.com

BaperaNews - Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, menyampaikan kritik terhadap program naturalisasi yang dilakukan PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Dalam rapat kerja Komisi X DPR pada Senin (4/11), Anita mempertanyakan urgensi naturalisasi bagi tiga pemain keturunan Indonesia di luar negeri, yaitu Kevin Diks, Noa Leatemu, dan Estella Loupatty. 

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini menilai bahwa potensi atlet muda di Indonesia sudah cukup besar, sehingga langkah naturalisasi pemain keturunan asing tidak selalu diperlukan.

Kritik DPR terhadap Naturalisasi oleh PSSI

Anita Jacoba Gah secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap permohonan naturalisasi yang diajukan oleh PSSI. Menurutnya, naturalisasi pemain luar negeri seharusnya bukan menjadi solusi utama untuk memperkuat Timnas Indonesia.

"Semoga ini langkah akhir, karena kita tidak miskin atlet. Kenapa harus ambil dari luar terus," ujarnya dalam rapat tersebut. 

Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak atlet berbakat di berbagai daerah, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang kaya akan potensi atlet lokal.

Lebih lanjut, Anita mempertanyakan kebijakan PSSI yang terus-menerus mencari pemain keturunan Indonesia di luar negeri, padahal pembinaan bakat lokal dinilai masih perlu mendapat perhatian lebih.

“Pertanyaan saya, kenapa kita harus terus mengambil dari luar? Ini bukan kali pertama, sudah beberapa kali kita lakukan. Sampai kapan ini akan berlanjut?” ungkapnya, mempertanyakan komitmen PSSI dalam pengembangan pemain lokal.

Baca Juga : Mees Hilgers Dipastikan Bergabung dengan Timnas Indonesia untuk Lawan Jepang

Efektivitas Naturalisasi Dipertanyakan

Selain menyoroti urgensi naturalisasi, Anita juga menyatakan kekhawatiran terhadap efektivitas jangka panjang dari kebijakan tersebut. Menurutnya, strategi naturalisasi belum terbukti memberikan hasil yang signifikan atau berkelanjutan bagi sepak bola nasional.

“Pengalaman mengambil atlet dari luar ternyata belum berhasil juga,” ujarnya.

Anita menegaskan bahwa mendatangkan pemain keturunan dari luar negeri bukanlah jaminan kesuksesan bagi Timnas Indonesia di kancah internasional.

Ia menyarankan agar PSSI lebih bijaksana dalam memilih strategi untuk memperkuat Timnas, tanpa bergantung pada pemain naturalisasi. 

"Kami berharap tiga atlet ini akan memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Namun, bagaimana jika hasilnya gagal lagi? Jangan sampai kita mengulang panggilan dari luar tetapi tanpa hasil yang membanggakan,” tegasnya.

Pentingnya Pembinaan Atlet dalam Negeri

Anita Jacoba Gah juga menyoroti pentingnya pembinaan atlet lokal sebagai solusi berkelanjutan bagi perkembangan sepak bola nasional.

Menurutnya, PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) harus lebih fokus pada program pembinaan yang mendalam dan terstruktur untuk atlet muda Indonesia.

Ia yakin bahwa dengan pembinaan yang tepat, para atlet lokal dapat menjadi pemain kompetitif yang mampu membawa kebanggaan bagi Indonesia.

"Saya yakin atlet Indonesia punya fisik yang kuat, tinggal bagaimana pembinaannya. Bagaimana Kemenpora mendidik mereka? Jika kita bisa membanggakan Indonesia dengan anak-anak kita sendiri, kenapa harus mengambil dari luar," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa potensi atlet dalam negeri sudah memadai, dan pembinaan yang baik dapat menghasilkan pemain andal tanpa harus bergantung pada naturalisasi pemain asing.

Dampak dan Tantangan Naturalisasi bagi Sepak Bola Nasional

Kritik dari Komisi X DPR RI, khususnya dari Anita Jacoba Gah, mencerminkan pandangan yang mempertanyakan kebijakan PSSI dalam memperkuat Timnas Indonesia melalui program naturalisasi.

Menurutnya, ketergantungan pada pemain keturunan asing bisa mengabaikan potensi pengembangan jangka panjang sepak bola nasional, terutama jika program ini hanya memberikan hasil jangka pendek tanpa dukungan pembinaan dari akar rumput.

Dengan kritik ini, diharapkan PSSI akan mempertimbangkan kembali kebijakan naturalisasi dan menyusun strategi yang lebih berfokus pada pengembangan pemain lokal.

Baca Juga : 33 Pemain Timnas U-20 Siap TC Jelang Piala Asia U-20 2025, Arkhan Kaka dan Welber Jardim Kembali