Kim Yo Jong: Rusia Akan Rubah Semua Senjata Barat di Ukraina Jadi Abu
Kim Yo Jong adik dari Presiden Korea Utara Kim Jong Un menyebut bahwa senjata barat yang dikirim ke Ukraina semuanya akan dijadikan abu oleh Rusia.
BaperaNews - Kim Yo Jong, adik Presiden Korea Utara Kim Jong Un terus memberi dukungan kepada Rusia yang belakangan ini disebut kewalahan karena banyaknya senjata bantuan dikirim kepada Ukraina seperti dari Inggris dan Amerika Serikat.
Kim Yo Jong merasa yakin semua senjata barat yang dikirim barat ke Ukraina tersebut akan menjadi rongsokan dan abu yang tak berguna.
Kim Yo Jong juga memuji kekuatan militer dan semangat juang Rusia, serta mengkritik barat. Kim Yo Jong menyampaikan pernyataan resmi melalui media Korea Utara bahwa Korea Utara akan selalu berada di satu parit bersama tentara dan rakyat Rusia agar bisa bangkit dan membela martabat, kedaulatan, kehormatan, dan keamanan Rusia.
Kim Yo Jong kemudian mengkritik aksi AS yang mengirim tank M1 Abrams ke Kiev dan menyebut hal itu tidak akan membantu Kiev.
“Saya tidak ragu senjata apapun yang dibanggakan AS dan senjata barat itu akan dibakar serta diubah oleh Rusia jadi abu dan rongsokan di hadapan semangat heroik dan kekuatan militer tentara serta rakyat Rusia” tuturnya pada Sabtu (28/1).
Baca Juga : Usai Politikus Swedia, Kini Tokoh Belanda Bakar Alquran
Awal pekan ini, Amerika Serikat dan Jerman menyampaikan niat mereka untuk memasok tank tempur M1 Abrams dan Leopard 2 ke Ukraina. Pada 18 November 2022 lalu AS juga merilis gambar yang menunjukkan bukti bahwa Korea Utara turut memasok senjata ke Rusia.
Jubir Dewan Keamanan gedung Putih John Kirby menyebut Korea Utara mengirim roket infanteri dan rudal kepada Rusia untuk digunakan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group, gambar yang dirilis ialah lima gerbong kereta Rusia sedang melakukan perjalanan dari Korea Utara ke Rusia.
Namun Korea Utara membantah hal tersebut, Korea Utara menegaskan bahwa negaranya tidak memasok senjata ke Rusia untuk mendukung perang di Ukraina meski Korea Utara dalam hal ini berpihak dan mendukung Rusia.
Pengiriman senjata tidak akan menjadi jalan penyelesaian, justru akan membuat perang berlarut, penyelesaian yang sebenarnya dibutuhkan seharusnya mediasi atau bantuan untuk diskusi agar perang segera berakhir.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya sempat menyebut bersedia lakukan diskusi untuk akhiri perang dengan Ukraina, namun Ukraina dengan dukungan dari barat menolak hal tersebut dengan alasan Rusia sedang melemah sehingga memberi jalan diskusi seperti sebuah hadiah untuk Rusia.
Baca Juga : Puluhan Juta Orang Kawasan Asia Timur Dilanda Cuaca Dingin Ekstrem