Dubes Ukraina : Jika Ukraina Tidak Bertahan, PBB Tidak Akan Bertahan. Jangan Berangan-Angan!
Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan bahwa apabila Ukraina tidak bertahan melawan serangan dari Rusia, maka Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga tidak akan bisa bertahan. Simak berita lengkapnya!
BaperaNews - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) untuk mengadakan konsultasi mendesak guna mengurangi ketegangan di negaranya dengan Rusia.
Seperti yang diketahui akibat dari Invasi Rusia kepada Ukraina yang dilaporkan secara resmi oleh PBB adalah sedikitnya 240 warga sipil Ukraina menjadi korban invasi Rusia. Lebih dari 160.000 mengungsi setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina pekan ini.
Tak hanya berdampak pada korban berjatuhan, kantor Koordinasi untuk Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menambahkan bahwa jumlah korban yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih banyak. Kerusakan pada infrastruktur sipil menyebabkan ratusan ribu orang tidak mendapatkan aliran listrik atau air.
Ratusan rumah rusak atau hancur. Jembatan-jembatan dan jalanan dihantam oleh tembakan mortir yang menyebabkan sejumlah komunitas tidak dapat mengakses pasar.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pun ikut mendesak militer Rusia dan Ukraina untuk melindungi hak-hak kemanusiaan dalam peperangan di Ukraina, kata Presiden ICRC Peter Maurer.
"Hal pertama, yakni hak-hak kemanusiaan, harus ditegakkan, baik kepada warga sipil maupun tahanan. Selain itu fasilitas sipil dapat terus beroperasi, seperti sekolah, rumah sakit, sehingga dapat terus melayani," kata Maurer saat menyampaikan tiga keputusan lembaganya melalui video di Twitter pada Minggu (27/2/2022).
Baca Juga : Awas! Perang Siber Global Akibat Perang Rusia Vs Ukraina
Hingga saat ini belum ada jalan tengah bagi Rusia dan Ukraina dari pihak PBB yang digandang-gandang bisa memperbaiki situasi.
dilansir dari VOA Indonesia, DK PBB akan melakukan pemungutan suara.
Pemungutan suara diharapkan pada Rabu. Penggagas resolusi berharap mereka dapat melebihi 100 suara mendukung - meskipun negara-negara termasuk Suriah, Tiongkok, Kuba dan India diharapkan untuk mendukung Rusia atau abstain.
Ini akan dilihat sebagai barometer demokrasi di dunia di mana sentimen otokratis telah meningkat, kata diplomat, menunjuk ke rezim seperti itu di Myanmar, Sudan, Mali, Burkina Faso, Venezuela, Nikaragua - dan, tentu saja, Rusia.
"Jika Ukraina tidak bertahan, PBB tidak akan bertahan. Jangan berangan-angan," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, memohon negara-negara untuk mendukung resolusi tersebut.
Baca Juga : Rusia Tunjukan Respon Keras Usai Negaranya Dicoret Dari Piala Dunia!