Kim Jong Un Menangis, Minta Anak Perempuan Korut Melahirkan
Dalam pidato Kim Jong Un di Konferensi Ibu-Ibu, pemimpin Korea Utara menangis dan meminta warganya untuk mempertimbangkan peningkatan tingkat kelahiran.
BaperaNews - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, terlihat menitikkan air mata saat mengajak perempuan di negaranya untuk meningkatkan tingkat kelahiran.
Saat berbicara di Konferensi Nasional Ibu-Ibu ke-5 di Pyongyang, yang berlangsung pada 3 dan 4 Desember 2023, Kim Jong Un secara emosional menyatakan keprihatinannya atas rendahnya tingkat kelahiran di negara sosialis tersebut.
Kim Jong Un, dalam pidatonya, menyerukan kepada para ibu di Korea Utara untuk memiliki lebih banyak anak.
“Menghentikan penurunan angka kelahiran dan memberikan perawatan serta pendidikan anak yang baik adalah urusan keluarga kita yang harus kita selesaikan bersama dengan ibu kita,” kata Kim, seperti dikutip oleh Associated Press.
Dengan mata berkaca-kaca dan sapu tangan di tangan, ia meminta warganya untuk meneruskan keturunan.
Tingkat kesuburan di Korea Utara, berdasarkan data terkini, berada pada angka 1,79 pada tahun 2022. Angka ini lebih tinggi daripada Korea Selatan, tetangganya, yang mencatatkan tingkat kesuburan hanya 0,78 pada tahun yang sama.
Meskipun Korea Utara merupakan salah satu negara termiskin di dunia, struktur demografinya mengalami perubahan yang mirip dengan negara-negara maju. Menurut pengamat, banyak keluarga di Korea Utara saat ini tidak berniat memiliki lebih dari satu anak karena faktor ekonomi dan pendidikan.
Video pidato Kim Jong Un yang menangis telah viral di media sosial. Dalam pidato tersebut, Kim juga mengucapkan terima kasih kepada para ibu atas peran mereka dalam memperkuat kekuatan nasional.
Baca Juga: Agar Bisa Main ke Disneyland, Kim Jong Un Gunakan Paspor Palsu
“Saya juga selalu memikirkan ibu ketika saya kesulitan berurusan dengan partai dan pekerjaan negara,” tambahnya.
Menanggapi situasi ini, pemerintah Korea Utara telah memperkenalkan serangkaian tunjangan bagi keluarga dengan tiga anak atau lebih. Tunjangan ini meliputi pengaturan perumahan gratis, subsidi negara, makanan gratis, obat-obatan, perlengkapan rumah tangga, dan tunjangan pendidikan untuk anak-anak.
Ini merupakan upaya untuk mengatasi penurunan tingkat kelahiran yang telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir.
Selain insentif, kemunculan Kim Jong Un di depan umum bersama putrinya, Ju Ae, dalam beberapa kesempatan, mungkin merupakan upaya untuk mendorong warganya membangun keluarga.
Ahn Kyung-su, kepala DPRKHEALTH.ORG, mencatat bahwa penyelundupan drama TV dan film Korea Selatan telah meningkatkan status sosial perempuan, yang juga memengaruhi keputusan mereka dalam memiliki anak.
Dalam konteks regional, Korea Utara menghadapi situasi demografis yang berbeda dibandingkan dengan tetangganya.
Korea Selatan, misalnya, telah mencatatkan penurunan tingkat kesuburan yang signifikan, menjadi yang terendah di antara negara-negara maju.
Krisis demografis ini bukan hanya masalah sosial tetapi juga ekonomi. Laporan dari Hyundai Research Institute yang berbasis di Seoul menunjukkan bahwa tanpa tenaga kerja yang cukup, Korea Utara akan menghadapi kesulitan dalam menghidupkan kembali dan mengembangkan industri manufakturnya.
Pemimpin Korea Utara ini berharap upaya ini akan membantu membalikkan demografis yang menurun.
Dengan populasi yang diperkirakan mencapai 25,7 juta jiwa, Korea Utara diperkirakan akan mengalami penyusutan populasi mulai tahun 2034, dengan prediksi jumlah penduduk yang berkurang menjadi 23,7 juta pada tahun 2070.
Kisah Kim Jong Un yang menangis ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak negara dalam mengatasi masalah demografis.
Melalui seruan ini, Kim Jong Un tidak hanya menyoroti masalah penting di negaranya, tetapi juga menunjukkan sisi manusiawi yang jarang terlihat dari seorang pemimpin yang sering dipersepsikan sebagai tegas dan tak tergoyahkan.
Baca Juga: Respon Negatif Warga Korut Saat Pidato Adik Kim Jong Un