Ketum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq Sarankan PSSI Belajar Langsung dari Presiden Real Madrid

Ketua Umum BAPERA Fahd A Rafiq sarankan PSSI belajar dari Presiden Real Madrid Florentino Perez untuk meningkatkan prestasi Timnas Indonesia.

Ketum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq Sarankan PSSI Belajar Langsung dari Presiden Real  Madrid
Ketum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq Sarankan PSSI Belajar Langsung dari Presiden Real Madrid. Gambar : Istimewa

Sepak bola menjadi hiburan yang paling dinanti oleh masyarakat Indonesia dan dunia, khususnya dalam ajang Piala Dunia. Putaran ke-3 kualifikasi Piala Dunia adalah ujian sesungguhnya bagi Tim Garuda. Mampukah mereka terbang tinggi? Dukungan dan doa dari seluruh rakyat Indonesia menyertai perjuangan tim Garuda. "Man jadda wa jada, man sabira wa safira" (siapa yang berusaha pasti bisa, siapa yang sabar pasti beruntung).

Fahd El Fouz A Rafiq
(Ketua Umum DPP BAPERA)

BaperaNews - Kekalahan Indonesia dari Tiongkok pada putaran ke-3 kualifikasi Piala Dunia 2024 menjadi cambuk penyemangat agar Timnas Indonesia terus bangkit menatap laga selanjutnya. Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd El Fouz A Rafiq, mengungkapkan keyakinannya bahwa Bapak Erick Thohir dan tim telah bekerja maksimal sesuai bidangnya masing-masing. Hal ini diungkapkannya di Jakarta, Jumat (18/10).

Fahd menambahkan, "Sepak bola begitu digemari di Indonesia, rakyat sumringah dengan pencapaian Timnas saat ini. Langkah Indonesia untuk melaju ke Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar, terutama setelah berhasil menahan imbang tiga negara kuat, yaitu Jepang, Arab Saudi, dan Australia, di leg pertama. Hasil positif optimis bisa diraih di leg kedua, yang sebagian besar pertandingan akan dihelat di Jakarta."

Setelah menyelesaikan berbagai masalah sepak bola dalam negeri, PSSI di bawah pimpinan Erick Thohir kini menghadapi lawan yang seimbang dari negara-negara lain. "Negara non-unggulan seperti Bahrain memiliki kekuatan politik dan pengaruh di sepak bola Asia karena Ketua AFC berasal dari Bahrain. Di sisi lain, Indonesia juga harus menghadapi beberapa negara kuat," tambahnya.

Namun, Fahd A Rafiq yakin keraguan ini bisa teratasi dengan kedatangan pemain Grade A ke Timnas Senior dan kelompok umur. Masyarakat Indonesia pun rela merogoh kocek sendiri demi menonton Timnas kesayangannya, terbukti dengan banyaknya acara nobar di seluruh penjuru Indonesia. Erick Thohir, Shin Tae-yong, dan tim menjadi harapan besar suporter Timnas Indonesia.

Di sisi lain, Fahd menjelaskan bahwa olahraga, secara geopolitik, didominasi oleh negara-negara maju dan menjadi jendela nasionalisme. "Buktinya, Amerika Serikat dan Tiongkok sama-sama mengumpulkan 45 medali emas di Olimpiade Paris. Amerika Serikat keluar sebagai juara umum, sementara Tiongkok di posisi kedua," ungkapnya.

Lebih lanjut, Fahd juga membicarakan geopolitik sepak bola dunia. "Siapa bilang Amerika Serikat tidak dominan di sepak bola? Negara Paman Sam ini sangat dominan di sepak bola wanita. Dari 9 edisi Piala Dunia Wanita sejak 1991, Amerika Serikat telah menggondol 4 gelar. Sisanya diraih oleh Jerman (2 gelar), Norwegia (1 gelar), Jepang (1 gelar), dan Spanyol (1 gelar)," tuturnya.

Bagaimana dengan Olimpiade? Dari 8 edisi yang telah berlangsung sejak 1996, Amerika Serikat berhasil meraih 5 emas di cabang sepak bola wanita. Sisanya diraih oleh Norwegia, Jerman, dan Kanada. "Untuk geopolitik olahraga dunia, saya akan bahas di sesi berikutnya. Intinya, olahraga adalah jendela nasionalisme," jelas Fahd sambil menyeruput kopi hangatnya.

Baca Juga : Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd A Rafiq : Ada Tiga Unsur yang Wajib di Penuhi Jika Indonesia Ingin Jadi Negara Maju

Dalam perbincangan santainya, Fahd mengatakan, "Ketua Umum PSSI, yang juga mantan Presiden Inter Milan, memiliki hubungan baik dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino. Saat itu, Pak Erick masih menjabat sebagai Presiden Inter Milan, sedangkan Infantino adalah Sekjen UEFA. Hubungan mereka tetap hangat, dan sering terjadi konsultasi antara Pak Erick dan Presiden FIFA saat ini," ujarnya.

Mantan Ketua Umum PP AMPG ini melanjutkan, "Pak Erick sangat memahami geopolitik sepak bola dunia. Jika boleh memberi saran, alangkah baiknya PSSI belajar langsung dari klub sepak bola terbaik dunia, yaitu Real Madrid, yang saat ini dipimpin oleh Florentino Perez," ungkapnya.

Fahd menambahkan, bahwa berdasarkan pengalaman, Florentino Perez yang lebih senior dari Pak Erick lebih berpengalaman dalam memahami sepak bola dunia. "Perez adalah presiden klub sepak bola paling sukses di dunia. Di eranya, Real Madrid telah mengoleksi 7 gelar Liga Champions, melebihi catatan yang sebelumnya dipegang Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi, yang juga mantan Perdana Menteri Italia," tambah Fahd.

Adik dari Bupati Pekalongan ini menjelaskan bahwa Real Madrid adalah kepala suku klub sepak bola di Eropa. Ia juga menyinggung protes Perez kepada UEFA dengan mengusulkan kompetisi tandingan untuk menyaingi format UCL versi lama. "Jika usulan Perez terealisasi, bukan tidak mungkin UCL akan sepi penonton dan beralih ke kompetisi buatan Real Madrid and the gang. Namun, ide ini hanya gertakan belaka."

Fahd menegaskan bahwa usulan Perez akhirnya meluluhkan UEFA, dan format UCL musim 2024/2025 pun dirubah sesuai gagasan tersebut. "Secara prestasi, Real Madrid telah mengoleksi 15 gelar Liga Champions dan menjadi juara Piala Dunia antar klub terbanyak hingga saat ini," lanjutnya.

Selain itu, Fahd juga memuji kemampuan Perez dalam mencari pelatih tangguh seperti Carlo Ancelotti untuk menghadapi Pep Guardiola. "Ancelotti, pelatih asal Italia, sukses mengalahkan Manchester City yang merupakan juara Liga Inggris empat kali berturut-turut dan juga juara Liga Champions edisi sebelumnya."

Menurut Fahd, PSSI harus belajar dari cara Perez menghadapi kekuatan uang Timur Tengah, seperti yang dilakukan oleh Manchester City dan PSG. Jika Indonesia lolos ke putaran ke-4 kualifikasi Piala Dunia 2026, kemungkinan besar akan menghadapi banyak negara dari Timur Tengah. Fahd percaya PSSI perlu memahami kelemahan mendasar dari para pemain negara-negara tersebut.

Fahd juga mengusulkan kerja sama antara PSSI dan Real Madrid, seperti membangun akademi sepak bola dan menyediakan fasilitas pelatihan gratis bagi para pemain Los Blancos di Indonesia, seperti yang pernah dilakukan Uni Emirat Arab beberapa tahun lalu.

Usulan lainnya adalah membentuk dewan penasihat pelatih yang beranggotakan pelatih-pelatih top dunia seperti Carlo Ancelotti, Zinedine Zidane, Pep Guardiola, Diego Simeone, dan Vicente Del Bosque. Dewan ini dapat memberikan masukan untuk memperkaya sudut pandang dalam pengambilan keputusan, sementara Shin Tae-yong tetap memegang kendali penuh di lapangan.

Putra pedangdut kondang A. Rafiq ini juga menekankan bahwa kiblat sepak bola dunia saat ini adalah Eropa, dengan dinamika yang menarik. Ketika pelatih-pelatih asal Spanyol mendominasi Liga Inggris, dua pelatih asal Italia, Carlo Ancelotti dan Gian Piero Gasperini, justru berhasil menjungkalkan mereka. Salah satu momen mengejutkan adalah ketika Atalanta mampu menghentikan Bayer Leverkusen, juara tak terkalahkan Liga Jerman, dengan skor 3-0 di final Europa League. Di final Piala Super Eropa, Real Madrid sukses mengalahkan Atalanta dengan skor 2-0.

Hebatnya, Real Madrid telah meraih 6 trofi Liga Champions dalam 11 tahun terakhir. "Ketangguhan mental baja para pemain inilah yang harus dipelajari PSSI dari Real Madrid," ungkap Fahd. Timnas Senior selalu menjadi sorotan publik dunia, terutama di leg kedua kualifikasi.

Beberapa alasan di atas sudah cukup untuk membuat PSSI perlu berguru pada Real Madrid. Spanyol menjadi negara tersukses dalam regenerasi sepak bola, terbukti dengan meraih Piala Eropa dan emas Olimpiade cabang sepak bola pada tahun 2024, mengalahkan generasi emas Inggris, tutup Fahd, yang juga dosen di salah satu universitas di Malaysia.

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Tegaskan Komitmennya Untuk Kemajuan Indonesia di Rakerda DPD Bapera Lampung

Penulis : ASW