Kesaksian Sopir Ambulans Jemput Jenazah Brigadir J: Tergeletak Berlumuran Darah
Sopir ambulans bernama Syahrul yang ditugaskan untuk membawa jenazah Brigadir J memberikan kesaksian di depan hakim saat diminta membawa jenazah Yoshua.
BaperaNews - Sopir ambulans yang menjemput jenazah Brigadir Yoshua (Brigadir J) usai tewas ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga Jakarta Selatan pada Senin (8/7) menceritakan pengalamannya ketika menjadi saksi dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua.
Sopir ambulans bernama Ahmad Syahrul tersebut menceritakan, awalnya, ia mendapat telepon dari call center tempat ia bekerja PT Bintang Medika pukul 19.08 WIB, ada permintaan menjemput orang sakit dan dikirimkan pula lokasi penjemputannya.
“Saya pergi siap-siap untuk ke lokasi, saya belum tahu saat itu lokasi mapsnya” ujarnya dalam sidang Senin (7/11).
Usai siap-siap, Syahrul menyebut ada seseorang mengirim pesan via WhatsApp kepadanya dan menanyakan lokasinya, tepatnya pada pukul 19.13 WIB.
“Saudara dimana?” Tanya hakim ketua Wahyu Iman. “Pancoran Barat” jawab Syahrul.
Syahrul kemudian menuju titik lokasi penjemputan, namun, ketika ia sampai di RS Siloam, ada tiga orang mengetuk kaca mobil ambulans yang ia kemudikan. “Sini mas, saya yang pesan naik ambulans, beliau naik motor” ungkapnya.
Syahrul kemudian diarahkan masuk ke kompleks Duren Tiga, sampai di gapura perumahan, mobilnya dihentikan anggota provost. “Ada anggota Provost saya disetop, ditanya mau kemana dan apa tujuannya” lanjutnya.
Baca Juga : Kesaksian Kekasih Brigadir J: Yosua Sempat Diancam Bakal Dibunuh Kuat Ma'ruf
Syahrul kemudian menjelaskan titik lokasi penjemputan. “Ya sudah masuk saja mas lurus, sirine ambulans nya dimatikan” terangnya menirukan respon anggota Provost tersebut.
Sesampainya di lokasi, Syahrul berhenti di pintu belakang rumah karena di depan rumah telah ada dua mobil. “Sampai di dalam rumah saya kaget sebab ramai dan banyak kamera. Saya bilang yang sakit siapa Pak, katanya ikuti aja, saya ikuti police line, saya terkejut di dekat tangga ada jenazah” jelasnya.
Hakim kemudian bertanya. “Jenazah sudah di kantong?”. “Belum, masih tergeletak berlumuran darah” jawabnya. “Setelah itu, apa yang saudara lakukan?” Tanya hakim lagi. “Saya disuruh cek nadinya dan sudah tidak ada, memang sudah meninggal” Syahrul kembali menjawab.
Syahrul kemudian membawa jenazah Brigadir Yoshua ke RS Polri, menurutnya, banyak hal janggal dan misteri ketika ia mengevakuasi jenazah Brigadir J. Ketika dievakuasi, Syahrul menyebut jenazah Brigadir J dalam kondisi telentang dan masih memakai pakaian serta masker hitam menutupi wajahnya.
Syahrul diminta menunggu hingga subuh di RS. “Hah, mau subuh saudara nungguin?” hakim bertanya kembali. “Iya” jawabnya. ‘Buset, hanya tunggu jenazah tanpa tau ada apa” timpal hakim.
Baca Juga : Bharada E Tak Percaya Bila Brigadir J Lakukan Pelecehan