Kasus Terus Naik, Korea Utara Laporkan 42 Pasien Meninggal Akibat Covid-19
Korea Utara melaporkan sudah ada 42 pasien yang meninggal dunia akibat wabah virus Covid-19 dan kasus terus naik.
BaperaNews - Korea Utara pada hari Senin 16 Mei 2022, masuk hari kelima sejak lockdown dilakukan di Negara tersebut, sebelumnya pada hari keempat, dilaporkan sudah ada 42 pasien meninggal dunia akibat wabah covid-19 yang dikonfirmasi langsung oleh pimpinan Korea Utara yakni Kim Jong Un.
Pemerintah Korea Utara sejak hari Kamis 12 Mei 2022 menyebut sedang memerangi wabah covid-19, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa virus itu bisa menghancurkan Negara dengan sistem kesehatan yang kurang sumber dayanya, selain itu, juga kemampuan pengujian terbatas, dan tidak ada vaksinasi.
Kantor berita Korea Utara, KCNA melaporkan bahwa Korea Utara mengambil langkah darurat cepat untuk mengendalikan covid-19, namun tidak ada tanda bahwa akan menerima vaksin internasional, melainkan hanya melakukan lockdown total baik itu di kota bahkan perumahan semuanya ditutup.
“Semua Provinsi, Kota, dan Kabupaten di Negara ini sudah dikunci dan semua unit kerja, produksi, perumahan ditutup bagi satu sama lain sejak 12 Mei 2022 pagi serta pemeriksaan intensif yang ketat dilakukan kepada semua orang” lapor KCNA pada hari Minggu.
Sehari sebelumnya pada hari Sabtu, Kim Jong Un menyatakan covid-19 sudah membuat negaranya kacau besar dan menyerukan perlawanan sebesarnya untuk mengatasi wabah tersebut, meski Korea Utara lockdown, Kim Jong Un dan beberapa pejabat tinggi tetap hadir di upacara pemakaman Yang Hyong Sop yakni mantan kepala Negara de facto di masa pemerintahan ayah Kim.
Baca Juga : Top 3 Dunia, Profil Presiden Baru UEA MBZ Hingga Penembakan Massal Di New York
Pencegahan penyebaran penyakit dilakukan dengan mengangkut pasukan medis ke rumah sakit dan klinik serta para pejabat menyumbangkan obat-obatan, sedangkan kematian kabarnya terjadi karena orang-orang yang ceroboh dan tidak paham cara meminum obat.
“Sebagian besar kematian disebabkan karena orang-orang ceroboh minum obat dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang covid-19 varian omicron serta tidak tau metode pengobatan yang benar” lanjut KCNA.
Per hari Minggu, dilaporkan setidaknya ada 296.180 orang mengalami demam dan 15 orang meninggal dunia, para ahli mengatakan Korea Utara tidak punya kapasitas untuk menguji ratusan ribu orang yang bergejala demam tersebut dimana sebagian besar dicurigai demamnya karena covid-19. Secara keseluruhan, Korea Utara telah melaporkan adanya 820.620 kasus covid-19 dan 324.550 diantaranya saat ini masih dalam perawatan medis.
Korea Utara sebelumnya menyatakan tidak ada covid-19 di negaranya dan merupakan Negara yang belum memulai kampanye vaksinasi covid-19, penguncian yang mereka berlakukan sendiri menurut sejumlah organisasi bantuan kemanusiaan akhirnya membuat Korea Utara terlambat yakni tentang perdagangan dan kekhawatiran kurang makanan serta kesulitan lainnya akibat covid-19.
Baca Juga : Top 3 Dunia, Rusia Memutus Pasokan Listrik Ke Finlandia