Ada Virus Mematikan Baru di India Bernama 'Nipah'

Virus Nipah, yang berasal dari hewan seperti babi dan kelelawar, mengancam Kerala, India.

Ada Virus Mematikan Baru di India Bernama 'Nipah'
Ada Virus Mematikan Baru di India Bernama 'Nipah'. Gambar : Reuters/Dok. Stringer

BaperaNews - Negara bagian Kerala di India selatan berada dalam keadaan siaga setelah melaporkan enam kasus infeksi virus Nipah hingga 17 September 2023. Dua di antaranya telah meninggal dunia, menimbulkan kekhawatiran akan potensi pandemi baru.

Virus Nipah, yang berasal dari hewan seperti babi dan kelelawar buah, telah mewabah di beberapa negara Asia termasuk Bangladesh dan India.

Selain ditularkan dari hewan ke manusia, virus ini juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

"Gejala virus Nipah pada manusia bervariasi, mulai dari yang tidak menunjukkan tanda hingga ensefalitis (pembengkakan otak) yang fatal," sebagaimana dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Penderita biasanya menunjukkan gejala awal seperti demam, sakit kepala, mialgia, muntah, dan sakit tenggorokan, yang bisa berlanjut ke gejala lebih parah termasuk ensefalitis akut dan masalah pernapasan.

Wabah pertama virus Nipah terjadi di Malaysia pada tahun 1999, menewaskan lebih dari 100 orang dan mendorong pemusnahan satu juta ekor babi untuk mencegah penyebarannya.

Penamaannya diambil dari desa tempat virus ini pertama kali ditemukan. Sejak itu, wabah sporadis terjadi di beberapa negara, termasuk empat kali di Kerala sejak 2018.

Baca Juga : Mulai 15 Agustus, Seluruh Bayi di Indonesia Dapat Imunisasi Vaksin Rotavirus

Kekhawatiran akan penyebaran virus ini meningkat ketika bukti infeksi ditemukan pada kelelawar di negara-negara seperti Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.

Salah satu tantangan dalam mengatasi wabah ini adalah masa inkubasi yang panjang, yaitu antara empat hingga 14 hari, bahkan ada kasus yang mencapai 45 hari.

Selain itu, tidak adanya obat atau vaksin spesifik untuk virus Nipah menjadikan pencegahan sebagai langkah utama untuk mencegah penyebaran.

"Perawatan suportif intensif dianjurkan untuk mengobati komplikasi pernapasan dan neurologis yang parah," menurut sumber dari WHO, Senin (18/9).

India kini membatasi pertemuan publik dan menutup sekolah di Kerala sebagai langkah pencegahan. Di sisi lain, untuk mengurangi risiko penularan ke manusia, WHO menyarankan pembersihan dan disinfeksi peternakan babi secara rutin.

"Jika diduga terjadi wabah, kandang hewan harus segera dikarantina," dikatakan dalam laman resmi WHO, Senin (18/9).

Dengan meningkatnya kekhawatiran akan potensi pandemi virus Nipah, masyarakat diminta untuk selalu waspada dan mengikuti anjuran pemerintah serta petugas kesehatan setempat. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, diharapkan wabah ini dapat segera diatasi dan tidak meluas ke wilayah lain. 

Baca Juga : Kementan Isolasi Wilayah di Batam Usai Adanya Virus Demam Babi Afrika