IDI Temukan Penyakit Pada Korban Gempa Cianjur
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberi tahu kondisi terbaru korban gempa Cianjur, Jawa Barat yang dimana sejumlah korban gempa Cianjur terkena penyakit.
BaperaNews - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Moh Adib Khumaidi SpOT membeberkan kondisi terbaru korban gempa Cianjur, Jawa Barat, pihaknya dan IDI Cianjur memantau distribusi tenaga kesehatan yang membantu para korban.
“Fokusnya saat ini ialah memetakan pelayanan, akses masih terputus. Proses evakuasi masih berjalan termasuk mencari 38 orang yang belum ditemukan” ujarnya pada Jumat (25/11).
Sejauh ini dilaporkan ada 272 orang meninggal dunia, 50% diantaranya anak-anak. Ribuan orang juga luka ringan hingga sedang dan masih menjalani perawatan.
“Rata-rata komplikasi hasil trauma yang didapat karena gempa” imbuhnya.
Penyakit yang ditemukan tim medis pada sejumlah korban gempa Cianjur ialah ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut), patah tulang, alergi, luka robek, myalgia, gastritis, diare, asma, diabetes karena tidak terkontrol dan sulitnya mendapat pelayanan kesehatan, serta kudis.
Untuk korban anak-anak banyak yang mengalami penyakit ISPA selain trauma seperti cedera tubuh atau kepala dan patah tulang.
Ketua IDI Cianjur dr Ronny Hadyanto menyampaikan tantangan yang dihadapi tim medis yakni banyaknya pasien yang memiliki luka terbuka atau patah tulang belum tertangani karena mereka tidak mau berobat.
Baca Juga : Keluh Kesah Korban Gempa Cianjur Minta Bantuan Pemerintah: Disuruh Pakai Suket RT/RW
Banyak juga korban yang tidak mau berobat karena khawatir akan dirujuk ke luar Cianjur. Begitu pula dengan sumber air bersih, masih sulit didapatkan para korban.
“Sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari juga masih sulit. Lokasi MCK belum sesuai” pungkasnya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga menyebut banyak pasien memilih untuk tidak dirawat di dalam ruangan. “Pasien tidak mau dirawat di ruangan Karena takut ada gempa, perawatan dilakukan di luar” tulisnya di Instagram pada Selasa (22/11).
Saat ini Rumah Sakit yang menjadi tempat perawatan korban gempa ialah RSUD Cianjur, Puskesmas Cugenang, Puskesmas Pacet, dan Puskesmas Cireunghas. Fasilitas kesehatan tersebut pun terdampak gempa, mengalami kerusakan di beberapa bagian namun karena kondisi mendesak, tetap dipakai untuk perawatan korban gempa Cianjur.
Pasien yang parah atau kritis kondisinya dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, RS Sukabumi, RSUD Bogor, RS Bhayangkara, dan RS Lapangan TNI.
“Banyaknya korban jiwa dan luka gempa Cianjur bukan karena guncangan gempanya, namun karena tertimpa bangunan yang dibuat tidak sesuai dengan struktur lahan gempa bumi” terang Kepala BMKG Dwikorita pada Rabu (23/11).
Baca Juga : Bocah 5 Tahun Di Cianjur Ditemukan Hidup Usai 3 Hari Tertimbun Reruntuhan Gempa