Hamas Tak Peduli Ultimatum Netanyahu, Ogah Lepas Sandera
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengaku tidak peduli terhadap ultimatum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
BaperaNews - Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, menegaskan sikap tegasnya terhadap ultimatum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Meskipun Netanyahu mengancam akan menghancurkan kelompok perlawanan Palestina, Hamdan menyatakan bahwa Hamas tidak akan membebaskan para sandera kecuali dengan satu syarat.
"Tujuan pihak Israel, melalui kebocoran, menghadapi tekanan internal," kata Hamdan di Beirut kepada Al Jazeera pada Rabu (13/12).
Menurutnya, posisi Israel terkait perspektif ini lebih ditujukan untuk konsumsi internal. Pernyataan Hamdan muncul setelah media Israel melaporkan bahwa pemerintahan Benjamin Netanyahu bersedia melakukan jeda kemanusiaan (truce).
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi resolusi terkait situasi di Gaza pada Selasa.
Baca Juga : Israel Gunakan Robot AI Pembunuh untuk Memporak-porandakan Gaza
Resolusi ini menyerukan gencatan segera di Gaza, desakan agar semua pihak mematuhi hukum internasional, dan memberi akses kemanusiaan terhadap para sandera atau tawanan.
Meskipun resolusi ini tidak bersifat mengikat dan tanpa jaminan bahwa Israel akan mematuhinya, PBB berusaha menciptakan tekanan internasional terhadap keadaan di Gaza.
Israel dan Hamas sebelumnya mencapai gencatan senjata pada 24 November yang diperpanjang dua kali hingga 30 November. Namun, setelah berakhirnya gencatan senjata, Israel melancarkan serangan habis-habisan ke Gaza. Hingga saat ini, total korban tewas akibat serangan pasukan Zionis mencapai 18.000 jiwa.
Baca Juga : Menlu Retno Bingung Dengan "Statement" PM Israel di Sidang DK PBB