CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis Saat Mendarat di Bandara Bourget
Prancis, pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024 Pavel Durov, CEO dan pendiri aplikasi pesan Telegram, ditangkap di bandara Bourget. Simak Selengkapnya!
BaperaNews - CEO dan pendiri aplikasi pesan Telegram, ditangkap di bandara Bourget, Prancis, pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024. Penangkapan ini terjadi saat Durov baru saja tiba dari Azerbaijan menggunakan jet pribadinya.
Menurut laporan TF1 TV dan BFM TV yang mengutip sumber anonim, penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan sebagai bagian dari penyelidikan awal oleh pihak berwenang Prancis.
Telegram, yang didirikan oleh Durov pada tahun 2013, kini memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif dan berencana untuk mencapai satu miliar pengguna pada tahun depan. Aplikasi ini menjadi sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet.
Durov, yang kini berbasis di Dubai, meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VK yang sebelumnya dimilikinya.
Baca Juga: Viral! Presiden Rusia Vladirim Putin Cium Al Quran Berlapis Emas di Masjid Chechen
Menurut laporan TF1, penangkapan Durov berkaitan dengan kurangnya moderasi konten di Telegram, yang dianggap memungkinkan aktivitas kriminal tanpa pengawasan. Polisi Prancis menyelidiki kemungkinan bahwa Telegram digunakan untuk menyebarkan konten ilegal dan berbahaya.
"Telegram tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai penangkapan ini," kata Reuters.
Pavel Durov sendiri mengklaim bahwa beberapa pemerintah telah berusaha menekannya karena posisinya sebagai CEO Telegram. Ia menekankan bahwa Telegram harus tetap menjadi "platform netral" dan tidak terlibat dalam geopolitik.
"Kami berusaha menjaga Telegram sebagai ruang yang aman dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik," kata Durov dalam pernyataannya.
Kementerian Dalam Negeri Prancis dan kepolisian setempat belum memberikan tanggapan resmi tentang penangkapan ini. Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan bahwa mereka belum dihubungi oleh tim Durov.
Beberapa politisi Rusia, termasuk Mikhail Ulyanov, menuduh Prancis bertindak seperti kediktatoran. Ulyanov menyatakan di X, "Beberapa orang masih tidak memahami bahaya yang mereka hadapi jika mereka terlibat dalam ruang informasi internasional yang semakin totaliter." Blogger Rusia juga menyerukan protes di kedutaan besar Prancis di seluruh dunia.
Berita terkait Pavel Durov ditangkap ini membuat kaget sebagian besar publik di dunia khususnya mereka yang menggunakan layanan Telegram.
Baca Juga: Komentar Ahli Usai Viralnya Video 7 Matahari di Langit China